Semarang,EDITOR.ID,- Kepala OJK Regional Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa menyampaikan, bahwa inisiasi Pembentukan Pusat Informasi Keuangan Terpadu Desa/Kelurahan se-Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk sinergi antara OJK dengan Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, dan Industri jasa Keuangan untuk menjadikan Desa dan perangkatnya sebagai garda terdepan dalam peningkatan literasi dan inklusi di Jawa Tengah.
” Yang mendasari hal tersebut adalah berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan OJK, menunjukkan tingkat literasi keuangan Jawa Tengah sudah meningkat dari 47,38% menjadi 51,69% pada tahun 2022, dengan tingkat inklusi keuangan atau akses keuangan tercatat meningkat dari 65,71% menjadi sebesar 85,97% pada tahun 2022,” ungkapnya, Jumat (30/12/2024).
Menurutnya, peningkatan Indeks literasi maupun inklusi keuangan memang lebih tinggi dibanding Nasional, namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Selain itu, gap yang cukup besar antara tingkat inklusi dengan tingkat literasi di Jawa Tengah menunjukan bahwa masih terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang belum begitu memahami dengan baik mengenai produk keuangan, tetapi telah menggunakan layanan produk keuangan tersebut.
“Untuk memperkecil gap antara indeks literasi dengan inklusi serta untuk meningkatkan tingkat literasi dan inklusi masyarakat, perlu adanya kolaborasi yang dilakukan oleh berbagai pihak, sehingga edukasi dapat dilakukan secara massif, terintegrasi, serta dirasakan oleh lingkup masyarakat terkecil. Hal ini bertujuan pula agar masyarakat melek keuangan dan terhindar dari berbagai bentuk investasi bodong dan juga pinjaman online ilegal,”katanya.
Aman menjelaskan, untuk tahap awal OJK Jawa Tengah dan DIY bersama Pemerintah Jawa Tengah, dan Industri Jasa Keuangan telah menyepakati untuk menjadikan Kabupaten Wonosobo sebagai pilot projecting program Pusat Informasi Keuangan Terpadu Desa/Kelurahan.
Dalam pelaksanaannya akan dilakukan berbagai kegiatan edukasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat pedesaan di seluruh desa/kelurahan se Kabupaten Wonosobo, diantaranya yaitu pelaksanaan kegiatan edukasi serta penyebarluaasan materi dan konten” edukasi yang telah distandarisasi OJK dan IJK, Pelaksanaan Training of Trainners kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Desa (PPID), pelaksanaan Bussiness Matching, Pembukaan agen laku pandai dan implementasi QRIS, dan kegiatan lainnya.
Kegiatan Pertama Dilakukan ToT
“Jadi kegiatan yang pertama dilakukan dan masif di Wonosobo ini, diantaranya Training of Trainners (ToT) yang diikuti 265 petugas PPID seluruh Desa/Kelurahan,” paparnya.