Jakarta, EDITOR.ID,- Piala Dunia 2022 Qatar menjadi sejarah kelam Timnas Belgia dalam even sepak bola akbar empat tahunan. Belgia yang selalu menjadi langganan Piala Dunia dan selalu lolos babak selanjutnya, dalam even kali ini terpuruk dan tak pernah merasakan kemenangan.
Padahal Belgia datang ke Qatar membawa sejumlah pemain bintangnya. Siapa tak kenal Romelu Lukaku striker Chelsea. Ada Kevin De Bruyne, kiper kelas dunia Thibaut Courtois, Eden Hazard dan Alex Witsel. Namun mereka tak berdaya ketika bersua melawan debutan Maroko dan Kroasia.
Belgia gagal merebut tiket ke putaran 16 Besar. Timnas Belgia harus mengakhiri perjalanannya di Piala Dunia 2022 setelah bermain imbang lawan Kroasia pada Kamis (1/12/2022). Padahal, Kevin De Bruyne dkk mampu menguasai jalannya laga dengan 52 persen penguasaan bola. Belgia juga menciptakan total 16 tembakan selama 90 menit.
Namun Belgia yang mengusung misi wajib menang tak mampu mencetak satupun gol ke gawang Kroasia sepanjang 90 menit. Belgia bahkan beberapa kali memiliki peluang emas untuk memecah kebuntuan lewat aksi Romelu Lukaku. Namun sayangnya dua peluang Lukaku tak mampu menjadi satu-satunya gol di laga ini
Menanggapi hasil imbang tersebut, Roberto Martinez menegaskan bahwa di Piala Dunia sangatlah sulit untuk memenangkan setiap laga. “Tidak mudah untuk memenangkan pertandingan di Piala Dunia,” ujar Martinez dikutip dari BBC.
Timnas Belgia memang tampil kurang optimal sejak laga perdana Piala Dunia 2022 melawan Kanada. Meskipun menang, Belgia digempur habis-habisan oleh Kanada di laga tersebut.
Di laga kedua, Belgia bahkan tampil mengecewakan saat berjumpa wakil Afrika, Maroko. Tim asuhan Roberto Martinez tersebut harus menyerah dua gol tanpa balas dari Maroko.
The Red Devils, julukan Timnas Belgia terlambat menyadari jika mereka membutuhkan kemenangan untuk membuka asa di Piala Dunia 2022. Belgia terlihat bermain aman di awal laga, sehingga membuat Kroasia mampu mengendalikan permainan, karena hasil imbang saja sudah cukup buat mereka melangkah ke fase knock-out.
Bahkan situasi itu tidak berubah di saat Maroko membuka keunggulan ketika laga baru berjalan empat menit. Belgia seperti ingin menyimpan tenaga, karena sejumlah pemain sudah berusia kepala tiga. Praktis bola lebih sering bergulir di lini tengah.
Kesadaran membutuhkan kemenangan untuk melaju ke 16 Besar datang terlambat, karena baru muncul di babak kedua dengan meningkatkan irama permainan. Romelu Lukaku yang tidak dalam kondisi bugar langsung dimasukkan untuk memburu gol.