EDITOR.ID, Jakarta,- Nadiem Anwar Makarim resmi menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 2019-2024. Namun uniknya, selama 100 hari pertama masuk kementrian ini, anak milenial cerdas itu justru mengaku ingin jadi murid.
Nadiem mengaku ia tidak memiliki program prioritas 100 hari pertama sebelum bisa mendalami persoalan pendidikan dan kemudian ia akan mentransformasikan ilmunya kepada jajaran Kemendikbud.
Nadiem Makarim mengatakan dirinya berada di Kemendikbud bukan untuk menjadi guru, tapi murid yang belajar dari nol.
Hal itu disampaikan Nadiem Makarim saat acara serah terima jabatan Mendikbud dari Muhadjir Effendy. Nadiem juga bercerita tentang dirinya yang tak mau dipanggil “Pak”, serta tak punya rencana 100 hari.
Soalnya, lembaga yang dipimpin Nadiem itu kini menjadi “besar” kembali setelah Dirjen Kebudayaan dan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) digabungkan lagi.
Nantinya Nadiem menjadi Mendikbud yang membidangi pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Dimana Pendidikan Tinggi sebelumnya menjadi bagian dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
Namun, pada Kabinet Jilid II ini, Jokowi memutuskan untuk kembali menggabungkan pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen) dan pendidikan tinggi (Dikti) dalam satu kementerian yaitu Kemdikbud.
Langkah pertama yang akan dilakukan Nadiem adalah menjadi murid yang baik, yakni duduk dan mendengar serta berdiskusi dengan para pakar yakni para eselon yang akan membantunya dalam mewujudkan misi menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul sesuai harapan Presiden Jokowi.
“Saya di sini bukan untuk menjadi guru. Saya di sini untuk menjadi murid. Saya mulai dari nol di pendidikan tetapi saya akan belajar sebanyak- banyaknya selama di sini,” kata mantan CEO Gojek ini pada saat serah terima Jabatan dengan Mendikbud Kabinet Kerja I, Muhadjir Effendy di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Rabu(23/10/2019).
Nadiem menuturkan, dia akan belajar dengan cepat untuk mengaplikasikan apa yang diamanahkan Jokowi. Meski diakui memikul tanggungjawab yang cukup besar dan berat, tetapi ia menerimanya sebagai sebuah kehormatan.
Nadiem meyakini pendidikan menjadi faktor kunci untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa di masa depan.
“Kehormatan yang luar biasa untuk saya hari ini diberi amanah oleh Presiden. Tapi yang terpenting adalah mengapa kehormatan? Orang- orang di dalam ruangan ini adalah ujung tombak terpenting dari masa depan kita karena tanpa merubah mindset generasi berikutnya Indonesia tak kan bisa maju lebih tinggi di panggung dunia,” ujarnya.