Pemicu utamanya, rendahnya harga garam di tingkat petambak. Selain itu, tidak terserapnya seluruh garam yang mereka produksi pada tahun lalu. ”Harga garam sempat Rp 200 per kg,” tutur Robedi.
Sementara itu, Taufik mengungkapkan, untuk meningkatkan harga garam di tingkat petambak, maka kualitas garam harus ditingkatkan. Caranya, dengan penerapan sistem geo membran.
Taufik menyatakan, pemerintah harus membantu petambak untuk menerapkan geo membran. Namun, bantuan itu harus pula diiringi dengan pembinaan dan diberikan kepada yang benar-benar membutuhkannya.
‘’Jangan seperti 2015. Geo membran diberikan, tapi tidak ada pembinaan sehingga petambak tidak mengerti penggunaannya,’’ tandas Taufik. N lilis sri handayani
Teknologi geomembran merupakan sistem produksi garam dengan cara air laut dialirkan ke dalam kolam penampungan terlebih dahulu, lalu dilakukan filterisasi dengan menggunakan ijuk sapu, batok kelapa dan batu zeolit.
Reporter : Hendra Sumiarsa