EDITOR.ID, Jakarta,- Disaat rakyat Indonesia sedang berjibaku dengan Pandemi Covid-19 dengan tekanan kesulitan ekonomi dan ancaman wabah, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo justru sedang asyik-asyiknya jalan-jalan ke Amerika Serikat bersama sang istri. Namun jalan-jalan ini dikemas sebagai kunjungan kerja Pak Menteri.
Yang cukup mencengangkan, gaya hidup Pak Menteri Edhy Prabowo cukup glamour dan wah. Saat kunjungan kerja ke Amerika ternyata ia memborong barang-barang mewah bermerek dunia dan berharga ratusan juta rupiah.
Sejumlah barang mewah ini ditemukan KPK saat menggelar Operasi Tangkap Tangan kepada Edhy Prabowo.
“Dari hasil tangkap tangan tersebut ditemukan ATM BNI atas nama AF, tas LV (Louis Vuitton), tas Hermes, baju Old Navy, jam Rolex, jam Jacob n Co, tas koper Tumi dan Tas Koper LV,” kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango dalam konferensi pers di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Barang-barang mewah berupa tas hingga jam tangan langka itu berharga ratusan juta rupiah kini diamankan KPK sebagai barang bukti. Konon kabarnya barang-barang mewah ini dibeli Edhy Prabowo dari hasil mendapatkan suap dari sang pengusaha.
Menteri KKP Edhy Prabowo ternyata diciduk KPK bersama istrinya saat tiba di Indonesia sekitar pukul 01.23 dini hari.
Mereka berdua ternyata baru pulang dari Honolulu, Kepulauan Hawaii, AS dan mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
OTT ini diduga terkait perizinan usaha perikanan budidaya lobster. Dalam OTT ini, pada Selasa (24/11/2020) tim KPK bergerak menjadi beberapa tim ke area Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Tangerang Selatan, Depok (Jawa Barat) dan Bekasi (Jawa Barat) untuk menindaklanjuti adanya informasi yang diterima.
“Kemudian pada sekitar pukul 00.30 WIB (25/11) , tim langsung melakukan pengamanan di beberapa lokasi,” ujarnya.
Total 17 orang diamankan. Rinciannya, 8 orang di Bandara Soekarno-Hatta dan 9 orang di rumah masing-masing.
Edhy Prabowo, istri, dan beberapa orang lainnya kemudian dibawa ke Gedung KPK di bilangan Kuningan, Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif.
Di hadapan awak media, Wakil ketua KPK, Nawawi Pomolango mengatakan, bahwa ada dua orang tersangka yang belum ditangkap dan diimbau untuk segera menyerahkan diri.
Adapun dua orang tersangka yang diminta untuk menyerahkan diri, yakni Andreau Pribadi Misanta (APM), staf khusus Edhy Prabowo sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster, serta Amiril Mukminin (AM).