Antroposentrisme: teori etika ini memandang manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak.
Teori etika ini memandang manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak.
Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia.
Cara pandang ini menyebabkan manusia mengekploitasi dan menguras alam semesta demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya, tanpa cukup memberi perhatian kepada kelestarian alam.
Argumen antroposentrisme:
Agama Kristen dan Filsafat Barat dan tradisi pemikiran Liberal dianggap sebagai akar dari etika antoposentrisme. Tradisi Aristotelian: “The Great Chain of Being” (Thomas Aquinas) : semua kehidupan di bumi membentuk dan berada dalam sebuah rantai kesempurnaan kehidupan, mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling sempurna, Yaitu Tuhan.
Dalam rantai kehidupan tadi posisi manusia berada paling mendekati Maha Sempurna. Sehingga manusia superior terhadap ciptaan lainnya.
Manusia lebih tinggi dan terhormat dibandingan dengan makhluk ciptaan lain; karena manusia satu-satunya makhluk bebas dan rasional (Rene Descartes, Thomas Aquinas dan Immanuel Kant)
Biosentrisme: Inti teori ini adalah manusia mempunyai kewajiban moral terhadap alam. Kewajiban ini tidak bersumber dari kewajiban manusia terhadap sesama, sebagaimana Antroposentrisme.
Kewajiban ini bersumber dan berdasarkan pada pertimbangan bahwa kehidupan adalah sesuatu yang bernilai, entah kehidupan manusia atau kehidupan spesies lain.
Etika ini didasarkan pada 4 keyakinan:
Keyakinan bahwa manusia adalah anggota komunitas kehidupan di bumi dalam arti yang sama dan dalam kerangka yang sama dimana makhluk hidup yang lain juga anggota komunitas yang sama.
Keyakinan bahwa spesies manusia, bersama dengan semua spesies lain, adalah bagian dari sistem yang saling tergantung sedemikian rupa. Sehingga kelangsungan hidup serta peluangnya untuk berkembang biak tidak ditentukan oleh kondisi fisik lingkungan melainkan oleh relasinya satu sama lain.
Keyakinan bahwa semua organisme adalah pusat kehidupan yang mempunyai tujuan sendiri. Artinya, setiap organisme adalah unik dalam mengejar kepentingan sendiri sesuai dengan caranya sendiri.
Keyakinan bahwa manusia pada dirinya sendiri tidak lebih unggul dari makhluk hidup lainnya.