EDITOR.ID, Surabaya,- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual, dalam rangka evaluasi PPKM Jawa Bali, Jumat (11/2).
Dalam rakor tersebut, Luhut meminta laporan secara rinci terkait situasi COVID-19 di tiap provinsi mencakuo progres konvensi tempat tidur RS dan keterisiannya saat ini, jumlah kasus aktif dan rawat inap RS berdasaekan gejala, latarbelakang kondisi pasien yang meninggal serta terkait kapasitas dan keterisian isolasi terpusat di masing-masing wilayah.
Pada kesempatan tersebut, Wagub Emil yang hadir mewakili Gubernur Jatim memaparkan secara detail kondisi percepatan penanganan COVID-19 di Jawa Timur. “Secara keseluruhan kita melihat kasus aktif mencapai di Jawa Timur mencapai 11.607 kasus,” ungkapnya.
Emil menjelaskan saat ini di Jawa Timur tersedia 446 rumah sakit yang sudah diaktivasi, terdiri dari 401 RS statis dan 45 diantaranya merupakan Rumah Sakit Lapangan yang bersifat sebagai isolasi terpusat yang didukung dengan sarpras yang lebih baik.
Kemudian perkembangan kapasitas isolasi terpusat (isoter) dari total 4.036 terisi 513 dengan kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 13% yang disebabkan adanya re-aktivasi yang dilakukan.
Selain itu, Emil mengatakan bahwa kapasitas dan keterpakaian tempat tidur COVID-19 di rumah sakit sudah mulai mengalami kenaikan untuk isolasi dan ICU berdasarkan kab/kota. Namun ada beberapa poin penekanan atas kenaikan yang terjadi.
“Di Kota Pasuruan, kami masih menelusuri permasalahan yang terjadi, karena ada informasi bahwa sebenarnya data entry system di pusat yang perlu kita konfirmasi, karena input angka 0 nya berlebih menyebabkan angka ini langsung naik tinggi untuk Kota Pasuruan,” terang Emil.
“Untuk yang lainnya seperti Kota Madiun, Kota Malang dan Kota Surabaya kita mulai mengidentifikasi bahwa ICU ini juga sesuatu yang cukup serius, karena klasifikasi ke ICU dapat dipastikan berdasarkan triase dari kondisi medisnya,” sambungnya.
Lebih lanjut, Mantan Bupati Trenggalek tersebut menyampaikan beberapa strategi penanganan yang dilakukan oleh Pemprov dan Kepala Daerah di Jatim guna mencukupi kebutuhan isolasi terpusat.
“Terkait isolasi COVID-19 yang tinggi justru di Kab. Sidoarjo, Ibu Gubernur kemarin telah mengunjungi Mall Pelayanan Publik disana yang dikonversi menjadi isolasi terpusat,” katanya.
“Kemudian sebagai contoh di Kab. Probolinggo, mereka menerapkan agar di tiap pabrik yang memiliki 100 karyawan menyediakan fasilitas isoter yang setelah di agregasi jumlahnya melebihi kapasitas tempat tidur yang dimiliki pemerintah, jadi ini adalah bentuk sinergi dari dunia usaha untuk menyediakan kapasitas tempat tidur,” sambungnya.
Emil juga menyebut bahwa Pemprov Jatim telah membuat sistem rujukan terpadu guna merespon estimasi lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Timur.
“Dari sisi perawatan pasien COVID-19, kita melihat kalau terjadi lonjakan sesuai estimasi kurva epidemiolog, masih ada 37% buffer karena lonjakan pasien mencapai 7.400 masih ada space demikian dengan asumsi distribusinya bisa kita buat efisien dengan sistem rujukan terpadu atau single gateaway,” terangnya.
Orang nomor dua di Jatim tersebut juga menyampaikan tantangan terkait distribusi dari ketersediaan tempat tidur di daerah di Jawa Timur.
“Sebagai contoh Kota Kediri, Bapak Walikotanya menyampaikan bahwa BOR naik karena pasien dari daerah sekitar Kota Kediri dirujuknya disana dan tidak mungkin dikirim ulang ke rumah sakit lain, ini menyebabkan bahwa dari sisi distribusi masih ada kendala kalau kasus-kasus terkonsentrasi di beberapa aglomerasi,” pungkasnya.