EDITOR.ID,- Ditengah meriahnya sejumlah tokoh menarik simpatik publik baik melalui media sosial maupun pemberitaan media, tiba-tiba muncul wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani sebagai salah satu alternatif capres dan cawapres di Pilpres 2024.
Saat ini Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI.
Sebagian kalangan masih menyangsikan apakah duet tersebut bisa terealisasi. Pasalnya hingga hari ini tingkat elektabilitas Puan Maharani masih dibawah satu digit alias nol koma.
Jika wacana memasangkan Prabowo dengan Puan terjadi maka akan muncul koalisi atau kawin politik antara PDI Perjuangan dengan Partai Gerindra. Koalisi ini dikabarkan untuk mendorong Prabowo Subianto dan Puan Maharani maju sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi terkait peluang koalisi antara PDIP dan Gerindra dengan mendorong pasangan Prabowo-Puan.
“Mengingat tahapan pemilu cukup lama, dan setelah itu baru kita kristalkan seluruh konsepsi kerja sama untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Hasto Kristiyanto, Minggu (29/5/2022).
Hasto mengungkapkan, PDIP sudah punya sekolah partai permanen dan banyak melahirkan banyak pemimpin.
Hasto menegaskan, di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, partainya tak pernah kekurangan sosok pemimpin nasional untuk rakyat.
“Politik ini semua ada mekanisme, ada tahapannya, politik tidak bisa didasarkan kepada isu. Kecuali amanat penderitaan rakyat yang itu direspon oleh PDI Perjuangan,” ucap Hasto.
“Sehingga, sah-sah saja bagi siapapun ya untuk berbicara atas nama demokrasi terhadap sesuatu sosok pemimpin yang menjadi preferensi bagi mereka,” sambungnya.
Terkait nama-nama capres dan cawapres yang akan diusung, Hasto melihat hal tersebut menjadi mandat penuh dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Tapi bagi PDI Perjuangan, mekanisme yang telah sukses dibangun sejak tahun 2014 dan sebelumnya, itu adalah menyerahkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri,” tutur Hasto.
Bukan hanya itu saja, Hasto menegaskan, di tengah banyak parpol sudah membangun koalisi, partainya kini sudah menyiapkan infrastruktur partai seperti pelatihan saksi.
“Dan inilah yang menjadi penopang utama dari kekuatan PDI Perjuangan di dalam melakukan kerja sama partai politik. Jadi berbeda, bukan dari atas tapi kerja sama itu dibangun dari legitimasi rakyat dari bawah,” tutup Hasto.
Dari Survei Politik Puan Masih Nol Koma
Dari sejumlah survei yang digelar lembaga survei, tingkat elektabilitas Puan Maharani masih nol koma. Oleh sebab itu timses Puan terus bergerak cepat dan massif membranding Puan dengan pemberitaan di media secara massif.
Terkini Survei yang dilakukan Litbang Kompas terkait Survei Kepemimpinan Nasional (SKN), masih menyebutkan Ganjar Pranowo mengalami kenaikan drastis sementara Puan Maharani, yang juga merupakan kader dari PDI Perjuangan justru berada di angka nol koma.
Dari survei itu, ada tiga besar nama dengan elektabilitas tertinggi.
Ketiganya yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sementara jauh sebelumnya Indonesia Political Opinion (IPO) juga merilis survei elektabilitas calon presiden (capres) potensial untuk Pilpres 2024. Hasilnya, Puan masih meraih tingkat elektabilitas 0,9.
Kemudian Lembaga Indostrategic menyebut Puan Maharani berada di posisi ke-12 dengan tingkat elektabilitas masih 0,6.
Sementara Wakil Ketua Umum Gerindra Demond J Mahesa bicara terkait sosok Puan yang diwacanakan akan mendampingi Prabowo justru menyinggung perihal chemistry.
“Kalau itu (soal duet Prabowo-Puan) kan ada chemistry sendiri, kan. Kalau bicara chemistry itu bukan wilayah saya. Wilayah Prabowo sama siapa, kan beliau (yang menentukan). Masak, saya,” kata Desmond kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2022).
Desmond menegaskan penentuan paslon yang akan maju bersama Prabowo tergantung pada chemistry. Baginya, hal terpenting yakni memastikan Prabowo dapat maju capres dengan siapa saja.
“Tergantung chemistry para pihaklah, ya kan. Kalau saya kan apapun yang penting bagi saya sebagai kader Partai Gerindra adalah Pak Prabowo bisa nyalon dengan siapa pun,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
Desmond mengatakan tahapan pemilu masih berlangsung setahun. Menurutnya, segala kemungkinan masih bisa terjadi.
“Kan masih ada proses waktu setahun lagi kan, setahun lebih. Nah, kalau bicara setahun lebih, banyak hal yang bisa terjadi,” ujarnya.
Sedangkan PDIP meyakini, jika survei dilakukan beberapa bulan ke depan, elektabilitas Puan akan tinggi. (tim)