Menurut dia, Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen Tandyo Budi Revita sudah memerintahkan Danyonif Raider 408/Sbh dan Komandan Denpom IV/4 Surakarta untuk memroses hukum seluruh anggota yang terlibat sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Selain itu lanjut Richard, Pangdam juga memerintahkan untuk melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan, terkait pengobatan terhadap kedua korban.
“Komitmen pimpinan untuk mengambil langkah hukum sesuai prosedur yang berlaku,” katanya.
Sementara Ketua Tim Pemenangan Pasangan Ganjar-Mahfud Daerah Jawa Tengah, Agustina Wilujeng, menyesalkan peristiwa pemukulan terhadap relawan di Boyolali tersebut. Dua relawan Ganjar yang kini kondisinya bonyok itu dirawat di rumah sakit.
Dandim Boyolali Jelaskan Kronologi Penganiayaan
Ditempat terpisah Komandan Kodim (Dandim) 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo membenarkan telah terjadi dugaan penganiayaan oleh oknum TNI AD terhadap tujuh orang warga sipil. Menurut dia, insiden itu terjadi di depan Markas Kompi Senapan B Yonif 408/SBH, Kabupaten Boyolali, Sabtu (30/12/2023) siang WIB.
“Sebagaimana potongan video yang beredar di media sosial bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Desember 2023 telah terjadi kasus penganiayaan secara bersama-sama yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum tni kepada warga sipil tersebut benar adanya dan pelakunya adalah beberapa oknum anggota Yonif 408,” kata Wiweko di Markas Kodim Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023).
Wiweko mengatakan, dari informasi sementara yang diterimanya, kejadian penganiayaan tersebut berlangsung secara spontan lantaran akibat kesalahpahaman. Menurut dia, personel Kompi Senapan B Yonif Raider 408/SBH pada Sabtu sekitar pukul 11.19 WIB, sedang bermain voli.
Kemudian, mereka terganggu lantaran banyak iringan motor menggunakan knalpot brong atau bising melintas. Karena itu, beberapa personel Yonif Raider 408/SBH keluar untuk mencegat pengendara motor, yang ternyata merupakan relawan capres Ganjar Pranowo.
“Saat beberapa anggota melaksanakan olahraga bola voli kemudian mendengar suara bising yang membuat tidak nyaman dari beberapa sepeda motor dengan knalpot brong melintas secara terus dan berulang kali,” kata Wiweko.
“Kemudian beberapa oknum anggota secara spontan keluar dari asrama menuju ke jalan di depan asrama guna mencari sumber suara knalpot brong pengendara motor tersebut untuk mengingatkan kepada pengendara dengan cara menghentikan serta membubarkan hingga terjadi penganiayaan terhadap pengendara sepeda motor knalpot brong tersebut,” ucap Wiweko menambahkan.