Rosan membenarkan jika tim pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 perlu menarik perhatian para pemilih muda, yang memiliki persentase terbesar dalam demografi usia pemilih tahun depan
Untuk itu, Rosan menilai bahwa keterlibatan dan kesadaran para anak muda tersebut perlu dirangkul agar seluruh program-program paslon dapat terimplementasikan.
“Tentunya kalau pemilih muda, untuk menarik perhatiannya, untuk mengetahui lebih banyak program pak Prabowo dan mas Gibran yang sudah tertuang di asta citanya itu, anak muda harus kita tarik atensinya,” tambah dia.
Dalam berbagai agenda, Prabowo sering kali kedapatan berjoget di hadapan khalayak ramai. Jogetnya itu belakangan disebut sebagai ‘joget gemoy’.
PAN, salah satu partai pendukung Prabowo, mengajak masyarakat merayakan pilpres dengan gembira lewat joget gemoy. Mereka bahkan video tutorial joget gemoy ala Prabowo.
Selain itu, ada jargon ‘jogetin aja’ hingga ‘senyumin aja’ yang kerap menjadi jawaban dari kubu Prabowo-Gibran dalam menyikapi suatu peristiwa.
Kampanye Gaya Komunikasi Profetik
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah menilai demam Joget Gemoy adalah bentuk komunikasi profetik.
“Lewat joget Gemoy, Prabowo menggunakan komunikasi dengan berbasis pada spirit nilai-nilai kenabian,” ujar Toto, pada Minggu (26/11/23).
Hal ini disampaikan Toto terkait dengan makin populernya Joget Gemoy yang dijadikan brand capres Prabowo Subianto, yang kemudian dilombakan oleh Dedi Mulyadi tersebut.
Menurut Toto, Prabowo bukan politikus pendendam, Ia malah merangkul siapapun yang dianggap telah mengkhianatinya dalam dunia politik.
“Prabowo tampak tulus berjuang. Dia tidak pernah menyerang. Dan saat diserang, Dia lebih memilih diam ketimbang melayani serangan, termasuk fitnah. Dari sisi ini, saya melihat Prabowo itu sebenarnya sedang mengamalkan jurus komunikasi profetik,” papar pria berkacamata tersebut.
Toto menilai, Capres Prabowo ingin memberi pesan bahwa dirinya tak terlalu memperdulikan berbagai serangan kepada dirinya. Mulai dari yang bersifat mencaci, menghina dan bahkan memfitnahnya.
“Ini kan jelas pesan moral agar kita selalu sabar, kuat dan tahan menghadapi berbagai bentuk serangan seperti tadi. Termasuk, dalam kontek pertarungan politik,” ujarnya.
Menurut Toto, jika Joget Gemoy ini akan terus trending maka berpotensi mendongkrak selain popularitas, tapi juga elektabilitas Prabowo. Apalagi, kata Toto, istilah Joget Gemoy Prabowo ini muncul pertama kali disuarakan anak-anak muda.
“Karena itu, efek positifnya sangat potensial punya tempat di segmen anak muda, khususnya anak muda berkategori gen Z yang jumlahnya semakin besar,” tandasnya.