EDITOR.ID,- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama ini memiliki label negatif sebagai “sapi perah”. Jabatan Komisaris dan Direksi menjadi bancakan jaringan mafia di dalamnya. Sejumlah eksekutif yang dipercaya menduduki posisi direksi pun bergaya zona nyaman, feodal dan terus mengeruk uang, meski perusahaan yang dipimpinnya sekarat dan didera utang triliunan.
Para direksinya tak peduli, apakah kebijakannya merugikan perusahaan milik rakyat ini atau tidak. Baginya, yang penting dapat posisi dan tetap nyaman menikmati gaji besar, tunjangan dan uang pensiun yang konon jumlahnya mencapai miliaran.
Makanya sekarang barulah terbuka borok-boroknya. Ternyata sebagian besar perusahaan pelat merah itu menyimpan luka dalam dan nyaris mati. Tapi direksinya tetap tenang dan nyaman bermain golf. Ujung-ujungnya minta tanggung jawab pemerintah dan Presiden mengurusi ketika ada kasus.
Oleh sebab itu konon kabarnya budaya BUMN di era kemarin dipenuhi intrik. Kalau tidak titipan kekuasaan, maka sosok yang bisa duduk nyaman di BUMN dengan gaji ratusan juta harus mampu “menyetor” mahar ke oknum mafia jabatan di BUMN.
Semua itu telah tercium Presiden Joko Widodo sejak lama. Oleh karena itu pergantian pemerintahan dan kabinet menjadi momentum bagi Jokowi kali ini untuk independen. Dia sendiri yang menunjuk Menteri BUMN. Tidak ada intervensi koalisi sedikitpun. Ia memilih sosok anak muda, pengusaha sukses, pinter mengelola bisnis. Dia adalah Erick Thohir. Jokowi mempercayakan Erick sebagai pembantunya untuk membenahi dan melakukan perubahan besar terhadap BUMN.
Awalnya kehadiran sosok Erick Thohir sempat diragukan publik. Apakah bos Mahaka Group ini punya nyali “mengganggu” bahkan “membersihkan” kerajaan bisnis oknum yang selama ini menguasai “lahan” BUMN bertahun-tahun dalam kondisi ratusan perusahaan pelat merah dari berbagai lini bisnis ini ternyata kinerjanya sungguh memprihatinkan.
Keraguan publik dijawab dengan lantang oleh Erick melalui gebrakan dan kerja nyatanya. Bahkan boleh dibilang aksi mantan Bos Klub Inter Milan itu sangat menggemparkan jagat bisnis di BUMN.
Di awal masuk sebagai menteri BUMN, Erick Thohir sudah langsung membuat gebrakan. Untuk memuluskan rencananya membuat apa yang disebut “Lompatan Besar” di BUMN, tak tanggung-tanggung Erick berani melengserkan enam deputynya.
Tak berselang lama ia juga bikin gebrakan di Pertamina. Mantan Ketua INASGOC ini “membersihkan” BUMN terbesar di Indonesia itu dengan memasukkan “orang lurus” Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama meski banyak mendapatkan resistensi.
Setelah ‘membersihkan’ PT Garuda Indonesia (Persero), Erick masih akan kembali melakukan aksi serupa ke beberapa BUMN. Sebut saja PT PANN, Sarinah, Bank Mandiri, BTN, dan PLN.