Dalam sidang lanjutan tersebut juga terungkap, Gubernur AGK bertemu dengan beberapa wanita lainnya bernama Ayu, Esa, dan Cinta di Jakarta. “Nama-nama ini (Ayu, Esa, dan Cinta), saudari ucapkan ke Penyidik KPK, yang tertulis dalam BAP?” tanya Hakim.
“Saya kenal mereka yang mulia di Jakarta, di Hotel Bidakara,”jawab Eliya Bachmid.
Eliya Bachmid bertugas mengambil kunci dan masuk ke kamar hotel yang kemudian disusul oleh AGK. Ia kemudian mengantar para wanita tersebut bergantian ke hotel untuk bertemu AGK.
“Pertanyaan, berapa jam AGK di dalam kamar?” tanya Hakim ke Eliya.
“Sekitar 1 sampai 2 jam yang mulia,”jawabnya.
“Apakah di dalam kamar itu wanita nama Ayu, Esa atau Cinta?” tanya Hakim.
“Ada ganti-ganti yang mulia,”kata Eliya.
“Saudari saksi, apakah selain di Hotel Bidakara ada hotel lain?” tanya hakim.
“Ada yang mulia, di Hotel Swisbell,”ungkap Eliya Bachmid.
Meski demikian, Eliya Bachmid tidak menjelaskan aktivitas apa yang dilakukan para wanita itu dengan Abdul Ghani Kasuba di dalam kamar hotel.
Dia hanya tau bahwa AGK akan memberikan uang setelah dari hotel. “Saya disuruh ngasih uang. Nilainya bervariasi. Mulai Rp10 juta hingga Rp 50 juta.”
“Jadi ada perempuan yang dikasih Rp 10 juta dan seterusnya sampai Rp50 juta,”beber Eliya.
“Om Haji (Abdul Ghani Kasuba) yang minta bantu untuk mencari perempuan. Jadi saya bawakan,” sambungnya dikutip dari siaran Facebook Tribun Ternate.
Eliya menjelaskan ke majelis hakim, uang itu bersumber dari kantong pribadinya (mendahului) yang selanjutnya diganti oleh Abdul Ghani.
Untuk urusan wanita itu, total uang yang dikeluarkan kata Eliya Bachmid, berkisar kurang lebih Rp 3 Miliar. (tim)