EDITOR.ID, Bogor,- Pengamat mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo tidak ingin melakukan Lockdown atau menutup dan membatasi semua akses kehidupan masyarakat dalam upaya mencegah penyebaran dan penularan virus Corona atau Covig-19.
Pasalnya, jika Presiden mengikuti gaya negara lain memberlakukan Lockdown, maka tak akan bisa dibayangkan kondisi tanah air. Kebijakan Lockdown akan sangat berbahaya dan dikhawatirkan akan memicu kekacauan (chaos) di masyarakat jika kepanikan muncul.
“Rakyat akan panik, Mereka akan melakukan tindakan yang tidak lazim. Misalnya seperti berebut memborong sembako dan lumpuhnya perekonomian nasional,” kata pengamat hukum Dr Urbanisasi kepada EDITOR.ID di Jakarta, Senin (16/3/2020)
Dr Urbanisasi sangat sepakat dengan langkah dan kebijakan yang ditempuh Jokowi untuk tidak mengeluarkan kebijakan Lockdown. Meski sebenarnya Jokowi mendapatkan tekanan luar biasa dan intervensi pihak luar.
“Presiden Jokowi sosok pemimpin yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat dan kepentingan nasional, saya ga bisa membayangkan andaikan saja pak Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan lockdown, maka negeri ini akan kacau,” papar Staf Pengajar Universitas Tarumanegara ini.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya selaku Kepala Negara belum pernah mengeluarkan kebijakan soal Lockdown. Sekarang ini yang paling penting yang perlu dilakukan adalah bagaimana kita mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat yang lain.
Presiden juga meminta warga agar saling menjaga jarak dan mengurangi kerumunan orang yang membawa resiko lebih besar pada penyebaran Covig-19.
“Sampai hari ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan Lockdown,” tegas Presiden Joko Widodo kepada wartawan di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Senin (16/3/2020)
Keputusan Presiden Jokowi ini langsung mendapat apresiasi dan pujian dari Dr Urbanisasi.
Padahal dua negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura baru saja mengeluarkan keputusan untuk Lockdown negaranya. Dampaknya, kekacauan sempat terjadi di Malaysia ketika warganya beramai-ramai memborong segala kebutuhan pokok dan menyerbu pasar swalayan.
Kehidupan ekonomi dan pariwisata di kedua negara lumpuh dan sepi. Masyarakatnya dalam ketakutan di dalam rumah. Hal ini oleh Presiden Jokowi tak boleh terjadi di Indonesia. Oleh karena itu Presiden tetap menjaga ketenangan dan kenyamanan rakyat Indonesia dengan tidak membuat kebijakan yang memicu kegaduhan.
“Pak Presiden sangat menjaga betul perasaan dan kondisi masyarakat Indonesia, Pak Presiden ingin melindungi para pedagang pasar dan ibu-ibu tetap bisa berbelanja dengan tenang tanpa rasa kepanikan,” papar Doktor alumnus Universitas Hasanudin Makassar ini.
Presiden Jokowi, lanjut Urbanisasi, juga ingin melindungi jutaan umat muslim agar tetap bisa menjalankan ibadahnya dengan tenang dan khusuk tanpa dihantui dengan informasi soal Virus Corona.