Sukses Membangun Maybrat, Bernhard Terapkan Kepemimpinan Dialog dan Merangkul

Bernhard juga tak ingin Maybrat disebut sebagai wilayah konflik. Maka dia tunjukkan dan buktikan setiap hari dia berkeliling blusukan dari distrik ke distrik, dari kampung ke kampung. Bahkan masuk hingga ke hutan pedalaman untuk menyapa dan menemui warganya dan mendengar apa keluhan mereka. Bahkan terkadang Bernhard tak menggunakan rompi pengaman ketika bertemu masyarakat di pedalaman Maybrat.

Pj Bupati Kabupaten Maybrat Bernhard Rondonuwu

Jakarta, EDITOR.ID,- Tak banyak birokrat yang kuat bertugas di pedalaman Papua. Apalagi daerah konflik bersenjata. Namun Direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat, Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) Dr. Benhard E. Rondonuwu justru mampu membuktikan talenta kepemimpinannya diterima warga Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.

Dua tahun, Bernhard sukses memimpin dan menggerakkan warga Kabupaten Maybrat menjadi lebih mandiri dan produktif. Bernhard mampu membangun infrastruktur, mengubah mental warga Papua jadi pekerja keras mandiri, mengevakuasi pengungsi, dan dicintai rakyat Kabupaten Maybrat.

Lantas apa kunci suksesnya?

“Jika berjanji harus ditepati,” ujar Bernhard Rondonuwu menjelaskan rahasia dibalik kecintaan rakyat Papua, khususnya Maybrat terhadap dirinya.

Hal itu diungkapkan Pj Bupati Maybrat Bernhard Rondonuwu saat menjamu makan siang sejumlah jurnalis senior di kawasan Jakarta Utara. Ia berbagi cerita tentang pengalaman, tantangan, serta suka dukanya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin daerah.

Dalam wawancaranya dengan jurnalis S.S Budi Raharjo (Pemred Majalah MATRA/EKSEKUTIF), Asri Hadi (Pemred Indonews) serta Edi Winarto (Pemred Editor.id), Bernhard Rondonuwu menyampaikan visinya yang progresif yang telah membawa perubahan signifikan di Kabupaten Maybrat.

Jurnalis EDITOR.ID, Edi Winarto menanyakan apa resep kesuksesannya membangun Maybrat ditengah situasi konflik. Bernhard mengatakan ia punya pengalaman sebagai pengasuh Praja di IPDN. Disana juga ada Praja dari Papua. Bernhard berhasil mengambil hati orang Papua. Bahkan dia sudah dianggap saudara oleh warga Kabupaten Maybrat.

“Pemicu konflik adalah ketimpangan pembangunan Kabupaten Maybrat, ketika saya dipercaya bertugas sebagai Pj Bupati Maybrat program pertama saya adalah membangun infrastruktur untuk kebutuhan warga Maybrat. Setelah itu saya ajarkan mereka untuk bisa hidup mandiri, bekerja menanam sagu, menanam pagi, sehingga masyarakat disana produktif,” katanya.

Bernhard juga tak ingin Maybrat disebut sebagai wilayah konflik. Maka dia tunjukkan dan buktikan setiap hari dia berkeliling blusukan dari distrik ke distrik, dari kampung ke kampung. Bahkan masuk hingga ke hutan pedalaman untuk menyapa dan menemui warganya dan mendengar apa keluhan mereka. Bahkan terkadang Bernhard tak menggunakan rompi pengaman ketika bertemu masyarakat di pedalaman Maybrat.

“Kalau dikatakan Kabupaten Maybrat masih belum aman, saya tak setuju. Disini masyarakatnya sangat wellcome dan ramah, Saya tak ingin ada stigma Maybrat tak aman, sebab ini akan sangat menganggu kepercayaan investor yang ingin berinvestasi di Maybrat, selain itu banyak tempat di Maybrat yang sangat indah, ada pegunungan, danau, luar biasa, saya harapkan orang luar bisa berwisata disini, alamnya masih alamiah,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: