Jakarta, EDITOR.ID,- Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 12 Desember 2023 ini alami defisit Rp 35 triliun. Gara-garanya belanja negara alias pengeluaran lembaga dan institusi negara sangat besar. Lebih besar dari pendapatan negara. Akibatnya negara mengalami defisit.
Direktur Peneliti dari Indonesian Public Watch Integrity (IPWI) Edi Winarto meminta agar Kementrian Keuangan melakukan audit dan evaluasi mana saja pos-pos anggaran negara yang selama ini menjadikan defisit.
“Karena defisit anggaran di APBN dipicu pengeluaran belanja negara yang lebih besar daripada pendapatan. Tentunya bisa ditelusuri dimana belanja negara yang cukup besar dan memboroskan keuangan negara,” ujar Edi Winarto di Jakarta, Sabtu (16/12/2023)
Selain pembangunan infrastruktur dan investasi, Edi Winarto mensinyalir belanja negara juga banyak dikeluarkan untuk perjalanan dinas, baik ke luar negeri maupun dalam negeri.
“Stop pemborosan, kurangi perjalanan dinas pejabat negara. Kemenkeu harus ketat dalam membelanjakan kebutuhan negara. Perjalanan dinas yang tak perlu namun masih dilakukan oleh ASN dan pejabat harus dihentikan, juga bimbingan teknis dan FGD yang secara output tidak menyentuh kebutuhan pelayanan masyarakat juga harus dihentikan,” katanya.
Sri Mulyani Ungkapkan APBN Alami Defisit Rp35 triliun
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat mengalami defisit sebesar Rp35 triliun per 12 Desember 2023.
Sri Mulyani menyebutkan APBN mengalami defisit akibat realisasi belanja negara lebih besar dari realisasi pendapatan negara.
Sri Mulyani mengatakan, defisit tersebut setara dengan 0,17 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Sebelumnya, defisit APBN 2023 didesain Rp598,2 triliun atau 2,84 persen dari GDP, sebelum direvisi Perpres 75/2023 menjadi sebesar Rp479,9 triliun.
“Defisit APBN awal didesain sebesar Rp 598,2 triliun atau 2,8 persen dari PDB. Jadi defisit di 12 Desember 2023 yang hanya sebesar Rp 35 triliun atau 0,17 persen dari PDB jauh lebih kecil dari desain defisit awal,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu (16/12/2023).
Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp 2.553,2 triliun atau 103,7 persen dari target awal APBN yang sebesar Rp 2.463 triliun.
Diperkirakan sampai akhir tahun dapat mencapai target pendapatan dalam revisi APBN 2023 sesuai Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2023 yang sebesar Rp 2.637,2 triliun.