Begitu juga realisasi investasi. Lebih lanjut Dwi mengatakan realisasi investasi migas meningkat selama periode Januai-Maret 2023 ini dibandingkan periode sebelumnya.
Sampai dengan akhir tahun 2023, menurut Dwi, investasi hulu migas diharapkan akan menyentuh angka US$15,5 miliar, atau lebih tinggi 28 persen dibandingkan realisasi investasi tahun 2022 yang mencapai US$12,1 miliar.
“Jika berhasil diwujudkan, investasi di tahun ini akan menjadi capaian tertinggi selama lima tahun terakhir,” ujar Dwi.
Dia mengatakan, peningkatan tren investasi ini merupakan respons dari para investor, terhadap perbaikan sistem fiskal dan enabler investasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
“Namun, dari aspek legal dan kontraktual, investor masih mengharapkan adanya sejumlah perbaikan terutama terkait undang-undang migas yang perlu segera diselesaikan,” kata Dwi.
Sementara dari sisi teknis operasional, lanjut Dwi, peningkatan investasi hulu migas masih terkendala pengeboran sumur karena safety stand down, ketersediaan rig, dan tenaga kerja.
Namun, peningkatan tren investasi hulu migas secara global diharapkan juga akan terus mendorong peningkatan investasi di Indonesia.
“Peningkatan investasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan eksplorasi dan memastikan production no decline,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, menyampaikan bahwa capaian kinerja ini bisa menjadi modal yang berharga dan memberikan motivasi kepada SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk lebih bersemangat dalam mengimplementasikan program-program yang telah disusun di tahun ini.
Selain lifting migas dan investasi, cost recovery di kuartal I-2023 juga mencatatkan capaian yang lebih tinggi. Sedangkan kinerja yang masih di bawah target adalah dari sisi RRR (reserves replacement ratio) dan penerimaan negara. (tim)