Realitas politik diatas, menjadi pertimbangan utama lahirnya tesis saat ini bahwa dalam Pemilu dan Pilpres yang akan datang (2024), mayoritas rakyat akan memilih Partai yang konsekuen mengemban pemikiran dan ajaran Bung Karno dengan utamakan persatuan dan kesatuan nasional. Dalam paket yang sama juga akan memilih Presiden dan Wakil Presiden periode berikutnya yang dicalonkan oleh Partai yang menjadikan pemikiran serta ajaran Bung Karno sebagai idiologinya. Bangsa ini tetap membutuhkan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai modal awal menuju kemajuan bangsa dan negara.
PDI Perjuangan: Peluang Yang Besar
MESKI ada beberapa partai yang berkomitmen menjadikan pemikiran dan ajaran Bung Karno sebagai idiologi sekaligus arah perjuangan partainya, namun kita menyaksikan PDIP merupakan partai yang lebih terbuka dan sungguh-sungguh, serta telah dipercaya oleh rakyat menjadi pengemban utamanya. Ini terbukti dalam Pemilu di setelah Reformasi partai ini menjadi Pemenangnya sebanyak tiga kali. Bahkan kini Presiden pun merupakan Calon resmi dari PDIP.
Apalagi pada Pemilu 2024 mendatang, PDIP menjadi satu-satunya partai yang berhak mengajukan calon Presiden dan Wakil Presiden lantaran partai ini memiliki perolehan 128 kursi di DPR atau 22, 26 % pada Pileg 2019. Sedangkan Undang-undang tentang Pemilu mengatur presidential threshold adalah 20 % kursi DPR atau 25 % suara sah nasional dalam Pemilu sebelumnya. Dengan demikian PDIP bisa mengajukan calon Presiden dan Wapresnya sendiri tanpa mengandalkan dukungan Fraksi lain di DPR RI. Kedaulatan berada ditangan PDIP.
Peluang besar ini perlu diperkuat dengan solidnya kekuatan PDIP yang unsur pemerkuatnya adalah aspek persatuan dan kesatuan Kader-kader PDIP sendiri dan Kader-kader Nasionalis.
Bersatunya kekuatan internal partai adalah faktor penentunya. Sedangkan kondisi eksternal partai hanya bersifat mempengaruhi; bukan menentukan !!
Itulah sebabnya, setiap kader partai atau setiap pendukung pemikiran dan ajaran Bung Karno mutlak harus bersatu, tidak terjebak dalam alur pemikiran serta maksud memecah belah kekuatan PDIP yang memiliki wewenang sebagai satu-satunya partai yang berhak mencalonkan Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024. Dan fokusnya adalah disamping memenangkan Pilpres 2024 juga memenangkan Pemilu 2024.
Kewajiban PDIP dengan seluruh kadernya beserta kader-kader Nasionalis adalah melakuan kaderisasi sesuai dengan kebutuhan bangsa dan rakyat Indonesia kedepan. Menugaskan kader-kadernya mengemban tugas politik dan kenegaraan yang tetap konsisten dan peka terhadap kepentingan mayoritas massa rakyat yang masih hidup berselimutkan kemiskinan dan kesulitan lainnya.
Saat ini PDIP menugaskan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo sebagai Ketua DPR RI sekaligus Pimpinan dalam DPP PDIP serta Gubernur Jawa Tengah. Kedua posisi ini sangat strategis untuk mempersiapkan kepemimpinan nasional pasca Pemilu dan Pilpres 2024.
Dari segi leadership serta pengalaman mengorganisir potensi kekuatan rakyat, Ganjar Pranowo memiliki kekuatan nyata. Begitu juga dalam penguasaan idiologi Pancasila berdasarkan Pidato Bung Karno 1 juni 1945, Ganjar terbukti konsisten, baik saat menjadi anggota DPR RI, Gubernur Jateng maupun saat menjalankan perannya sebagai Aktivis Mahasiswa.