Jakarta, EDITOR.ID,- Hongkong membara. Salah satu kota tersibuk di dunia ini dilanda suhu panas tertinggi pada Minggu (24/3/2024). Negara itu mencapai suhu udara panas di angka 31,5 derajat C dan mencapai rekor tertinggi pada Maret dalam 140 tahun, kata observatorium cuaca kota tersebut.
Mengutip dari kantor berita Anadolu, suhu udara mencapai 31,5 derajat Celsius, yakni suhu tertinggi yang tercatat selama bulan Maret sejak pencatatan dimulai awal tahun 1884 oleh observatorium negara itu.
Pada catatan terbaru, suhu melonjak hingga diatas 32 derajat Celcius di wilayah utara wilayah dekat kota Shenzhen di daratan China.
Cuaca masih akan panas pada Senin (25/3/2024) “di bawah pengaruh aliran udara selatan dan banyak sinar matahari,” menurut peringatan dari observatorium.
Suhu maksimum akan berkisar 31 derajat Celsius di area-area perkotaan, dan akan menjadi “sangat” panas dengan beberapa derajat lebih tinggi di beberapa daerah di New Territories.
“Cuaca panas dapat menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan. Masyarakat harus tetap waspada dan minum air lebih banyak,” kata pihak observatorium.
Hong Kong mengalami rekor musim panas terpanas pada 2023 dengan suhu udara rata-rata mencapai 29,7 derajat Celsius antara Juni hingga Agustus.
Suhu sepanjang 12 bulan pada 2023 di Hong Kong lebih hangat daripada biasanya.
Pada tanggal 21 Maret, observatorium Hong Kong memperingatkan bahwa negaranya diperkirakan akan mengalami suhu rata-rata di atas normal pada tahun 2024. Dengan suhu itu kemungkinan besar akan mencapai 10 suhu terpanas yang pernah terjadi.
Sejatinya, tidak hanya Hong Kong yang mengalami suhu ekstrem ini. Perubahan iklim telah menyebabkan panas yang menyengat dan meningkatnya frekuensi, serta intensitas kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia.
Hong Kong mengalami rekor musim panas terpanas pada tahun 2023, diukur dengan suhu rata-rata 29,7 derajat C antara bulan Juni dan Agustus. Sepanjang 12 bulan di tahun 2023 lebih hangat dari biasanya.
Dikutip dari USA Today, hampir 3 bulan di tahun 2024, serangkaian rekor cuaca yang buruk melanda Bumi. Mulai dari suhu udara yang lebih tinggi, lautan yang lebih hangat, dan gelombang pasang yang lebih tinggi.
Hal ini membuat organisasi-organisasi cuaca dan ilmuwan di dunia khawatir mengenai sejauh mana keadaan menjadi lebih hangat dari biasanya. Serta mencari alasan untuk menjelaskan mengapa hal ini terjadi.
Pada hari Selasa, ketika Organisasi Meteorologi Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa merilis laporan tahunannya untuk tahun 2023. Sekretaris Jenderal Celeste Saulo mengatakan bahwa mereka ‘menyuarakan Peringatan Merah kepada dunia’.