EDITOR.ID, Jakarta,- Warga daerah Bulak Banteng Baru, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, tak disiplin dan ogah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Terbukti, Petugas operasi yustisi yang sudah menghimbau dan mensosialisasikan PPKM justru dilawan dan diserang!
Peristiwa ini menimpa petugas TNI, Polri dan Satpol PP saat melakukan patroli protokol kesehatan. Warga justru melawan dan tak peduli bahaya penularan Covid-19. Warga terkesan tak mau peduli penularan Covid.
Seorang relawan yang berada di lokasi kejadian, Rizaldi menceritakan, hal itu bermula saat petugas yang terdiri TNI, Polri, Satpol-PP dan relawan melakukan razia Sabtu (10/7) malam. Dari kegiatan itu, kemudian ditemukan satu warung yang masih buka melebihi ketentuan jam malam.
Petugas yang mendapati pelanggaran tersebut kemudian menindak warung tersebut dengan tegas dengan memberikan sanksi penyitaan KTP dan tabung LPG 3 kilogram.
Mengetahui hal itu, sejumlah warga sekitar kemudian mulai meneriaki petugas dengan kata-kata kasar dan langsung melempari dan menyerang mobil operasional petugas.
“Duh nyare pesse cek mlarattah mak gik eyojeh deyeh (duh duh mencari uang susah begini kok masih diusir seperti ini), tak takot engko bik copid,” ujar salah satu warga, sebagaimana dikatakan Rizaldi, Minggu (11/7).
Warga lain pun akhirnya terprovokasi, mereka beramai-ramai mengerubuti petugas. Aksi saling dorong pun terjadi.
Petugas yang kalah jumlah langsung memutuskan untuk mundur. Rizaldi bahkan mendapatkan pukulan di kepala hingga ditendang.
“Saya sempat dipukul mas, ditendang karena di belakang mobil petugas”, ujarnya.
Dalam kejadian itu, sejumlah mobil petugas mengalami kerusakan.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum mengaku bakal menindaklanjuti kasus penyerangan warga.
“Terkait kejadian perusakan tersebut sedang ditindaklanjuti,” kata Ganis, saat dikonfirmasi.
Ia juga menyayangkan sikap penolakan dari masyarakat tersebut. Padahal apa yang pihaknya lakukan itu tak lain adalah demi keselamatan dan kesehatan warga sendiri.
“Tentunya kami sangat menyayangkan atas kejadian tersebut, oleh karena itu kami mengharapkan agar masyarakat mendukung kebijakan Pemerintah Pusat terkait PPKM Darurat demi kesehatan dan keselamatan bersama,” ucapnya.
Camat Kenjeran Henni Indriaty, mengatakan peristiwa semalam tak akan membuat pihaknya gentar atau takut melakukan operasi serupa. Petugas tiga pilar di wilayahnya akan tetap mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat.
“Kami akan terus melakukan kegiatan sosialisasi ini karena kami peduli dengan kesehatan masyarakat, saya tidak ingin masyarakat di wilayah saya terpapar Covid 19,” kata Henni. (tim)