Jakarta, EDITOR.ID,- Perkumpulan Penulis Indonesia, Satu Pena menggelar diskusi Hati Pena secara daring di Jakarta. Acara ini menghadirkan wartawan senior Nasir Tamara untuk mendiskusikan konflik Iran melawan Israel yang membuat panas kawasan Timur Tengah.
Obrolan Hati Pena #130 tentang konflik Iran-Israel itu berlangsung di Jakarta, Kamis 6 Juni 2024 kemarin, pukul 19.00-21.00 WIB.
Sebagai narasumber dalam diskusi ini adalah Nasir Tamara, yang pernah meliput revolusi Islam dan kembalinya Ayatullah Khomeini ke Iran dari pengasingannya di Paris, Prancis.
Diskusi ini dihadiri wartawan senior yang juga sekaligus Ketua Dewan Redaksi EDITOR.ID, Drs Asri Hadi MA.
Ketua Dewan Redaksi EDITOR.ID Asri Hadi mengatakan, diskusi ini bisa berguna menambah referensi dan literasi dari para pembicara tentang konflik Palestina-Israel.
“Saya sangat mengapresiasi acara yang digelar Satu Pena, diskusi Hati Pena, dari diskusi ini kita mendapatkan banyak tambahan ilmu dan berbagi pengalaman,” kata Asri Hadi.
Asri Hadi mengungkapkan saling serang antara Israel dan Iran baru-baru ini telah memanaskan kawasan Timur Tengah dan meningkatkan ketegangan geopolitik. Konfrontasi terbuka Iran-Israel ini telah memberikan gambaran tentang kekuatan militer dan kemampuan masing-masing negara dalam melakukan serangan balasan.
“Seluruh perhatian media massa untuk Timur Tengah belakangan teralihkan pada serangan drone dan rudal antara Iran dan Israel yang dramatis. Pada saat yang bersamaan, warga Palestina di Gaza masih jauh dari kata damai,” kata Asri Hadi.
Diskusi bertajuk Hati Pena dipandu oleh Anick HT dan Swary Utami Dewi. Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA diketuai Denny JA. Satu pena sering menyelenggarakan pertemuan antar penulis.
Salah satu narasumber diskusi, Nasir Tamara mengungkapkan soal pandangannya tentang konflik yang terjadi di Jalur Gaza. Konflik yang terjadi di Gaza saat ini, menurut Nasir Tamara, bukan perang, tetapi pembantaian terhadap warga Palestina.
“Perang itu jika antara dua kekuatan militer. Sedangkan di Gaza, Palestina tak punya kekuatan militer lagi,” ujar Nasir Tamara dalam diskusi, Kamis (6/6/2024).
Dalam diskusi itu, Nasir Tamara memaparkan sejarah lama konflik Timur Tengah, dan mengapa perang itu terus membara saat ini.
“Kata Israel, yang diserang itu adalah Hamas. Tetapi yang dihancurkan Israel itu adalah seluruh infrastruktur di Gaza, dan hampir 40 ribu orang warga sipil sudah meninggal sejak penyerangan Oktober lalu,” ujarnya.
“Apakah kita bisa mendamaikan konflik itu? Bisa, tetapi harus ada kemauan. Dalam kaitan ini saya memberi penghargaan yang sebesar-besarnya pada Pak Prabowo Subianto, presiden terpilih kita,” kata Nasir.