Penataan kolong jembatan di Pegangsaan ini meniru Terowongan Kendal di Menteng, Jakarta Pusat. Dinding terowongan bakal dilukis mural. Juga akan dilengkapi arena bermain anak-anak. Pemkot juga akan menggandeng kelompok seni dan kelompok pemerhati kota dalam penataan ini.
Irwandi meminta, seluruh jajaran bekerja sama dan menuntaskan penataan ini dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Kita tak mau kolong jembatan ini jadi kumuh. Nanti ditempati tunawisma lagi,†tandas Irwandi.
Selain itu, menurut dia, langkah penataan ini sebagai bagian dari Operasi Gerebek Lumpur yang tengah berjalan setiap pekannya.
Artinya, tidak cuma pengerukan lumpur saja. Tetapi juga sejumlah kolong jembatan, akses ke kali ditata dan dibersihkan. Termasuk di bantaran Kali Ciliwung.
Diketahui, hari pertama bertugas pada 28 Desember 2020, Risma blusukan ke kolong jembatan yang berada tak jauh dari kantornya di Jakarta Pusat. Saat blusukan, Risma bertemu dengan para pemulung yang tinggal di kolong tersebut.
Dia menawarkan rumah susun dan pelatihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar mereka bisa memperbaiki kualitas hidup. Namun, tawaran itu ditolak lantaran dinilai jauh dari tempat kerja mereka.
Lurah Pegangsaan Parsiyo mengatakan, rumah bedeng milik pemulung sudah kerap dibongkar. Dalam setahun terakhir, kelurahan sudah membongkar bedeng itu dua kali.
Pembongkaran terakhir dilakukan September lalu. Parsiyo mengaku, sebagian besar warga yang tinggal di kolong flyover Jalan Pramuka itu sudah memiliki rumah di RW 03, Pegangsaan, Menteng.
Namun, mereka memilih untuk membangun bedeng kembali di kolong flyover. Sementara, sebagian warga lainnya memang tak memiliki rumah karena telah tergusur.
“RW 03 itu kan padat penduduk. Mereka punya anak empat, sudah berkeluarga. Semua anak-anaknya berkumpul di situ,†ucap Parsiyo.
Setelah bangunan semi permanen di bawah jembatan dibongkar, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing. Parsiyo mengaku, ada dua keluarga yang tidak memiliki rumah. Keduanya mengaku sanggup mengontrak. (tim)