Pelajar tersebut diamankan dari beberapa polsek yang ada di Kota Tangerang.
Diantaranya Polsek Tangerang, Polsek Neglasari, Polsek Batuceper dan Polsek Jatiuwung. Dimana mereka sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Jakarta menumpang truk. Para pelajar tersebut adalah siswa dari SMA dan SMK yang ada di Kota Tangerang dan juga Kabupaten Tangerang.
“Jadi anggota polsek dan Polres Metro Tangerang Kota, mengamankan mereka pada saat bergerombol menumpangi truk dan juga kendaraan lainnya. Saat diperiksa mengaku akan berangkat ke Jakarta untuk melakukan demo,†ujarnya di aula Polres Metro Tangerang Kota.
Abdul Karim menambahkan, ketika diamankan para pelajar tersebut sengaja membawa alat peraga demo yang telah disiapkan untuk nantinya digunakan pada saat demo di Jakarta. Tetapi ketika ditanya apa arti dari tulisan itu, mereka tidak mengerti.
“Kami menemukan alat peraga yang mereka bawa. Saya tanya kepada mereka siapa yang buat, mereka menjawab bahwa yang buat ada orang lain tapi langsung kabur. Ini akan kami dalami dan kami cari siapa yang mengajak dan mempengaruhi mereka,†tegasnya.
Ia menjelaskan, anak pelajar ini berangkat ke Jakarta karena mendapatkan pesan dari WhatsApp (WA). Mereka diundang dan diajak untuk melakukan demo di depan DPR. “Ada dalang yang mengendalikan mereka untuk berangkat ke Jakarta,†lanjutnya.
Sementara itu, puluhan pelajar yang diamankan Polresta Tangerang tidak terlihat raut muka sedih dan takut. Di antara para pelajar SMK yang diamankan di Mapolresta Tangerang, tidak ada yang meneteskan air mata ketika disuruh membasuh dan mencium kaki neneknya.
Termasuk, saat digunduli di hadapan orang tua dan kepala sekolah, para pelajar tidak menunjukan raut muka penyesalan.
Jumlah anak SMK yang terjaring razia sebanyak 46 pelajar dari berbagai SMK yang hendak ikut aksi ke Jakarta. Mereka berasal di Kabupaten Tangerang dan Lebak, serta daerah lain di Banten. Diantaranya, 28 siswa diamankan saat menaiki truk bak terbuka di jalan Desa Renged, Kecamatan Kresek. Sisanya, 18 orang tertangkap di Stasiun Kereta Api Daru, Kecamatan Jambe.
“Kamu itu yah, saya saja yang melihatnya hampir menangis. Ini malah santai-santai saja tidak ada haru-harunya. Ini nakal banget sih anaknya, gemes saya,†teriak salah satu polwan berpangkat AKP.
Pemandangan sama pun terlihat saat para pelajar tersebut difoto usai mendantangani surat perjanjian tidak akan mengulangi kejadian serupa. Wakapolresta Tangerang, AKBP Komarudin mengatakan, akan mendalami sumber ajakan kepada para pelajar melelui media sosial.
Sebab, memiliki dampak meluas terhadap aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah.
“Siapapun yang menggerakannya itu merupakan tindakan yang sangat biadab. Mengorbankan anak SMK untuk kegiatan seperti ini, yang memiliki dampak luas. Para pelajar tersebut banyak yang ditangkap dan terlibat bentrokan,†ujarnya.