“Apakah seperti itu yang katanya agent of change, agent of sosial control ataupun slogan lain untuk kaum intelektual,†Tegasnya.
Arif menambahkan, paling miris adalah demonstrasi yang dilakukan kelompok pelajar di DPR-RI kemarin.
“Pendidikan pada dasarnya yaitu usaha untuk lebih memanusiakan manusia, usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, baik yang didapat dari lembaga formal maupun informal, Pendidikan merupakan suatu hal yang luhur,†tandasnya.
Terbongkar juga bahwa ratusan pemuda yang ditangkap oleh jajaran Polda Metro Jaya ternyata massa bayaran dan menyamar sebagai anak SMA ataupun STM.
Dari video pengakuan para demonstran yang ditangkap itu mengakui, kalau disuruh oleh seseorang untuk membuat ricuh saat aksi-aksi demontrasi di sekitaran DPR RI.
“Nama saya Rahmad Hidayat, saya diajak oleh orang bernama Taufik Ilham Pribadi, untuk mericuhkan suasana dan menyamar jadi siswa sekolah, kata demonstran dalam pengakuan yang beredar di video yang beredar, Senin (30/9/2019).
Sementara dalam video lainya, satu orang demonstran kedapatan habis mengkonsumsi narkoba jenis shabu, hal tersebut dipastikan setelah cek urine yang dilakukan oleh pihak Kepolisian.
Rata-rata mereka dibayar dengan uang sebesar Rp 10.000 sampai 40.000.
Berdasarkan data yang dihimpun, para pelajar tersebut didatangkan dari sejumlah SMA/SMK dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangsel. Jumlahnya ratusan. Mereka kompak ikut demo di DPR. Hal ini sangat tidak lazim.
Polisi telah mencium, para pelajar ini digerakkan oleh seseorang untuk menambah kericuhan di DPR. Kamis (26/9/2019) dini hari silam.
Polres Metro Tangerang Kota mengamankan ratusan pelajar yang hendak ke Jakarta. Mereka akan bergabung dengan pelajar lainnya lebih dahulu bermonstrasi di gedung DPR.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Abdul Karim menegaskan, anak-anak yang duduk di bangku SMA/SMK ini menjadi korban provokasi.
Sejatinya mereka tidak tahu apa-apa tentang isu yang sedang berkembang di DPR.
“Kami yakin mereka pasti ada yang menyuruh untuk berangkat. Maka itu, saya tidak segan menangkap siapa dalang mereka. Kasihan mereka tidak tahu apa-apa diajak untuk berbuat yang seharusnya tidak dilakukan oleh pelajar,†tegasnya.