Presiden BEM Unair Muhammad Risyad Fahlefi ajak masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap pembuatan kebijakan publik.
Hal itu disampaikan dalam Webinar Nasional “Peran Generasi Millenial Dalam Keterbukaan Informasi Publik” yang diselenggarakan KIP, pada Rabu (1/12).
Turut hadir sebagai pemateri dalam webinar tersebut, Komisioner KIP Wafa Patria Umma dan Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni’am.
Untuk terlibat dalam merumuskan kebijakan publik, menurut Risyad, masyarakat perlu menuntaskan banyak aspek.
Risyad menyebut literasi dan critical thinking adalah faktor penting. “Budaya literasi di Indonesia yang masih tergolong minim jika dibandingkan dengan negara lain tentu harus kita tingkatkan, hal ini sangat penting. Namun, jangan lupa selain budaya literasi yang ditingkatkan, critical thinking juga harus dimiliki oleh masyarakat, sehingga arus informasi yang beredar dapat di filtrasi oleh masyarakat?, ujar Risyad.
“Critical thinking tidak berarti bermuara pada kritikan terhadap pembuat kebijakan, tidak ya, bahkan kita mengkritisi sesuatu juga perlu data, bahan, yang argumentatif. Tetapi kita mampu kritis melihat berbagai macam fenomena dan isu” tambahnya.
Risyad lalu mengajak untuk proaktif dalam mengikuti perkembangan berkaitan dengan kebijakan publik
“Mulai proaktif dalam mengikuti isu (kebijakan publik), dimulai dari lingkungan sekitar terlebih dahulu, dan seenggaknya yang lagi ramai lah,” katanya.
Risyad mengingatkan bahwa kebijakan publik yang dirumuskan bisa diakses dengan adanya UU Keterbukaan Informasi Publik. Tetapi menurutnya hal itu masih belum banyak dipahami masyarakat.
“Kini transparansi dan akuntanbilitas sangat kita junjung sebagai bagian dari demokratisasi sistem sosial politik di Indonesia, maka dari itu kita harus sadar bahwa UU KIP yang memberikan akses informasi, bisa menjadi alat agar kita bisa lebih memahami hingga mengkritisi pemerintahan yang yang sedang dijalankan” pungkasnya.