Jakarta, EDITOR.ID,- Salah satu politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diduga terlibat dalam kasus sindikat pabrik uang palsu yang terbongkar beroperasi di Kampus UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Hal ini mencuat setelah politisi bernama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) diduga sebagai pemodal sindikat, dikaitkan dengan PKS Sulsel.
Annar Salahuddin bahkan disebut-sebut merupakan petinggi PKS dan pernah menjabat sebagai Dewan Pakar PKS wilayah Sulsel. Namun kini Anwar sudah menjadi buronan karena namanya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian.
Annar Salahuddin Sampetoding adalah mantan bakal calon Wali Kota Makassar. Keterlibatannya dalam kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar karena ia diduga sebagai pemodal utama dalam produksi dan peredaran uang palsu tersebut.
Namun usai kasus tersebut terbongkar tiba-tiba Annar Salahuddin Sampetoding menghilang dan kini sedang diburu polisi. Ia merupakan salah satu dari 17 orang tersangka yang telah ditetapkan Polda Sulsel terkait kasus ini, yang melibatkan dua lokasi, yaitu Jalan Sunu dan Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Diduga Terlibat Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Makassar
Menurut penyelidikan polisi, Annar Salahuddin diduga menjadi salah satu pihak yang membiayai pembelian bahan baku pembuatan uang palsu pecahan Rp100 ribu. Uang untuk membeli bahan baku tersebut disalurkan melalui perantara bernama JBT.
Kasus ini semakin memanas setelah Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menyebut bahwa Annar diduga merencanakan penggunaan uang palsu untuk dana kampanye Pilkada 2024. Annar diduga menjadi pemodal sindikat produksi uang palsu.
Menurut Yudhiawan Wibisono, Annar juga sempat berniat menggunakan uang palsu tersebut untuk mendanai keperluan modal bakal Pilkada 2024 sebagai calon Wali Kota Makassar. Namun tidak jadi karena tersangka ASS tidak mendapatkan dukungan partai politik.
Polisi juga memperlihatkan proposal pendanaan untuk Pilkada di kabupaten Barru. Dimana di proposal itu terpampang foto tersangka Andi Ibrahim yang merupakan Kepala Perpustakaan UIN Makassar.
“Tersangka ini sempat akan maju Pilkada kemarin namun tidak cukup kursi. Tersangka (AI) juga sempat mengajukan proposal kerja sama untuk memodali Pilkada Barru, tapi tidak di terima,” jelasnya.
PKS Bantah Annar Kadernya
Menanggapi hal ini, Sekretaris PKS Sulsel, Rustang Ukkas membantah jika ASS merupakan kadernya. Meskipun demikian, Rustang mengakui bahwa ASS sempat mendaftarkan diri untuk menjadi kader PKS beberapa waktu lalu.