EDITOR.ID, Jakarta,- Penyalahgunaan jabatan menteri yang dilakukan politisi Edhy Prabowo akhirnya terbongkar. Ia memberikan keistimewaan kepada perusahaan yang menyetorkan sejumlah dana.
Uang suap tersebut disetor melalui orang-orangnya yang dipasang sebagai Staf Khusus di Kantor Kementriannya. Tugas para Staf Khusus ini ternyata menampung uang setoran pengusaha yang ingin mendapatkan fasilitas khusus dari kebijakan pak Menteri. Sungguh strategi sangat ceroboh pak Menteri.
Adalah PT Aero Citra Kargo (ACK). Perusahaan ini memanfaatkan betul celah bisa menguasai dan mengatur kebijakan Pak Menteri agar bisa menguntungkan bagi mereka terkait munculnya kebijakan baru membuka keran ekspor benih Lobster yang digagas Edhy Prabowo.
Dengan menyuap dan “membiayai” semua kehidupan mewah pak Menteri perusahaan ini mendapat balas jasa dari Pak Menteri sebuah keistimewaan.
Pak Menteri membuat kebijakan tak ada adil dengan mendzalimi perusahaan lain. Ia menetapkan bahwa ekspor benih lobster hanya dapat dilakukan melalui forwarder atau ekspedisi muatan PT Aero Citra Kargo (ACK) dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango membeberkan terbongkarnya borok praktek suap dan ketidak adilan di Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan yang mengistimewakan PT ACK.
“Bahwa ketentuan itu merupakan kesepakatan antara Amiril Mukminin dengan Andreu dan Siswadi, seorang pengurus PT ACK. Atas kegiatan ekspor benih lobster itu, PT DPP diduga melakukan transfer uang ke rekening PT ACK sebesar Rp 731 juta,” papar Nawawi saat memberikan penjelasan kepada wartawan usai operasi tangkap tangan (OTT) di Bandara Rabu dinihari.
Nawawi Pomolango menjelaskan perkara ini dimulai saat Edhy Prabowo menerbitkan Surat Keputusan Nomor 53/KEP MEN-KP/2020 tentang Tim Uji Tuntas Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster.
Edhy kemudian menunjuk dua staf khususnya, yakni Andreau Pribadi Misata dan Safri sebagai Ketua dan Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas.
“Salah satu tugas dari tim ini adalah memeriksa kelengkapan administrasi dokumen yang diajukan oleh calon eksportir benur,” ujar Nawawi.
Pada Oktober 2020, Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP), Suharjito datang ke kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di lantai 16 menemui Safri, sang Staf Khusus dipasang Pak Menteri untuk urusan yang abu-abu untuk membahas sesuatu yang rahasia.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap, Menteri Edhy Prabowo pilih kasih. Ia hanya memberikan ijin kepada PT Aero Citra Kargo (ACK) sebagai perusahaan kargo untuk pengiriman benih Lobster ekspor. Sehingga sejumlah perusahaan pengekspor benih Lobster jika ingin bisa mengirim lobsternya ia harus melalui forwarder atau ekspedisi muatan PT Aero Citra Kargo (ACK).