EDITOR.ID, Bandung – Menjelang Pemilu 14 Februari 2024, masyarakat harus bersikap lebih cerdas dalam menyikapi isu-isu yang beredar.
Masyarakat harus bijak dan tidak mudah mudah terprovokasi berita-berita yang tersebar bebas terutama di media sosial.
Hal ini merupakan langkah kongkret dari gerakan masyarakat untuk menghalau informasi-informasi hoax yang kerap berseliweran dimasa pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak bersikap apatis dalam kontestasi pemilu, agar mereka-mereka yang kerap menebar informasi-informasi hoax dapat terdeteksi sejak dini dengan aktifnya masyarakat dan mau memverifikasi setiap informasi yang muncul.
Mengikuti berbagai macam sosialisasi yang banyak dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini penyelenggara pemilu, juga salah satu bagian dari gerakan masyarakat untuk menghadang informasi-informasi hoax.
Seperti yang disampaikan Didu selaku ketua kelompok masyarakat hijau yang menyebutkan bahwa, masyarakat harus saling gotong royong dalam mengingatkan satu sama lain jika dirasa adanya informasi janggal yang beredar di lingkungannya.
“Intinya kita harus saling mengingatkan satu sama lain, jika dirasa ada informasi yang janggal atau mengarah kepada sesuatu yang dapat menimbulkan perpecahan dimasyarakat,” tegas Didu, 6 Desember 2023.
Bukan hanya dilingkungan keseharian, yang lebih sensitif adalah masyarakat yang aktif bermedia sosial agar harus bersikap lebih bijak dalam memaknai setiap informasi yang diterima, jangan sampai kita mudah termakan info-info yang tak jelas dan kita terbawa arus untuk berkomentar yang akhirnya melahirkan perdebatan.
“Media sosial ini adalah salah satu sumber yang amat sangat berbahaya bagi masyarakat kita jika masyarakat kita tidak meng upgrade pengetahuannya, karena bisa-bisa kita termakan dengan isu-isu bohong yang disebarluaskan di media sosial dan terbawa kepada kehidupan nyata,”
Salah satu pilar penting di masyarakat dalam menangkal berita-berita hoax yakni mereka para pemilih milenial atau generasi muda.
Meraka adalah bagian dari masyarakat yang bisa menjadi jembatan bagi lingkungan dalam memberikan informasi-informasi yang falid, pasalnya dengan kemampuan mereka menguasai internet, mereka dengan mudah mencari kebenaran sebuah informasi yang sedang beredar dimasyarakat, dan memberikan pengetahuan mereka ke lingkungan terdekat mereka, salahsatunya lingkungan keluarga mereka.
“pemilih milenial sudah seharusnya lebih cerdas karena berbekal pengetahuan yang cukup dari internet. Penciptaan konten-konten kreatif dapat berfungsi memberikan edukasi sekaligus solusi untuk menangkal maraknya isu-isu hoaks. Lain halnya dengan generasi-generasi yang sudah tua yangmemiliki keterbatasan dalam mencari atau memverifikasi setiap informasi yang ada lantaran tidak sesikit mereka yang masih buta dengan dunia internet,”