Rowland mengatakan platform yang terkena dampak akan mencakup Meta Platforms (META.O), Instagram dan Facebook, serta TikTok milik Bytedance dan X milik Elon Musk. Alphabet (GOOGL.O), YouTube kemungkinan juga termasuk dalam cakupan undang-undang tersebut.
Sementara itu Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengingatkan para orang tua untuk mengajari anak-anak supaya bijak dalam bermain media sosial guna mencegah dampak negatif sehingga mereka tetap mampu mengembangkan diri.
“Penggunaan media sosial yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi, kebahagiaan, dan memperluas dunia dengan membuat koneksi yang tepat,” kata Kasandra sebagaimana dilansir dari ANTARA di Jakarta, Jumat.
Kasandra mengatakan, salah satu yang dapat dilakukan orang tua adalah memastikan bahwa anak berinteraksi dengan unggahan dan gambar yang mereka lihat di media sosial secara positif. Pastikan pula bahwa orang-orang yang terkoneksi dengan anak di media sosial adalah yang mampu memberikan nilai serta ajaran yang positif.
“Bicarakan juga hal-hal yang baik dan tidak baik dilakukan di media sosial seperti bullying atau menyebarkan informasi yang tidak benar,” kata Kasandra.
Senada dengan Kasandra, psikolog Samanta Elsener secara terpisah juga mengatakan bahwa orang tua memang perlu mengarahkan anak untuk bermain media sosial secara positif, seperti memastikan bahwa akun yang mereka ikuti di media sosial adalah akun yang memberikan dampak positif untuk mereka.
“Misalnya, mereka masih sekolah, coba follow akun-akun yang berkaitan dengan sekolahnya, yang mengajarkan tentang belajar matematika, public speaking, hobi, bola, segala macam yang berkaitan dengan kesukaan mereka,” ujar Samanta.
“Kita juga perlu mengajarkan anak kita menyaring dan memilih konten-konten yang tepat dikonsumsi oleh mereka sesuai dengan usianya,” imbuhnya.
Selain itu, Samanta juga mengatakan penting bagi orang tua untuk mengajak anak melakukan detoks atau membatasi akses ke media sosial agar mereka tidak ketergantungan sekaligus menjaga keseimbangan kesehatan mental mereka.
“Detoks setiap hari Ahad misalnya, selama sepekan sekali enggak ada yang main media sosial atau gadget. Itu adalah langkah awal yang sangat bagus untuk dilakukan,” kata Samanta.
“Detoks ini penting sekali karena bisa membersihkan apa-apa saja hal yang sudah kita konsumsi dari media sosial supaya bisa lebih seimbang lagi, emosi juga jadi lebih stabil lagi dan merasa lebih siap lagi untuk mengonsumsi media sosial,” ucapnya. (tim)