“Nah jadi Misa itu semacam ritual agama ibadah untuk pertaubatan dan lain sebagainya” sambungnya.
“Tapi pada akhirnya diberkati untuk melaksanakan misi. Ada misi yang diberikan kepada semua yang hadir,” lanjutnya lagi.
Ia berpendapat penyebarluasan ajaran agama Katolik meliputi dari tiga bentuk acara besar di antaranya ada Misi, Misa, dan Misionaris.
Meski demikian, ia menganggap agenda puncak terbesar yang dilakukan umat Katolik terletak pada Misionaris. “Tapi pada akhirnya diberkati untuk melaksanakan misi. Ada misi yang diberikan kepada semua yang hadir,” tandasnya.
Habib Rizieq kembali mengingatkan agar umat Muslim jika ada acara agama lain tidak diperbolehkan datang karena agenda tersebut kemurnian diadakan oleh mereka.
“Tapi kita bicara Misa sebagai ibadah bagi umat Katolik murni dia merupakan acara ritual ibadah orang Islam enggak boleh datang, haram kalau orang Islam itu datang saudara,” tandasnya.
Seperti diketahui Paus Fransiskus telah melaksanakan perjalanan apostolik pertama kalinya ke Asia Pasifik dan memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dijkunjungi.
Perjalanan pria bernama lahir Jorge Mario Bergoglio itu ke Indonesia mulai tanggal 3-6 September 2024. Kabar terbaru, Paus sedang kembali melakukan agenda perjalanan apostoliknya di Papua Nugini setelah meninggalkan Indonesia pada Jumat (6/9/2024).
Saat mengunjungi Masjid Istiqlal, ada momen yang membuat haru kala Paus Fransiskus menunjukan kedekatan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Nasruddin mencium kepala Paus dua kali dan dibalas dengan ciuman Paus ke tangan Nasruddin sambil menggenggamnya erat.
Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo mengatakan Paus Fransiskus jarang menunjukan kedekatan seperti saat mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Ia mengatakan, belum pernah melihat Paus menunjukan sikap begitu dekat dan nyaman dengan tokoh-tokoh antarumat beragama di dunia.
“Saya kira saya belum pernah melihat, gesture yang bersahabat sedalam itu. Sebelum saya melihat Bapa Suci kepalanya dicium oleh Imam Besar Nasaruddin Umar, lalu Bapa Suci mencium tangan Imam Besar Istiqlal,” kata Suharyo dalam konferensi pers di Katedral Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Ia menuturkan, gesture itu juga tak nampak saat Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Ahmed Al Tayeb.
“Rasa-rasanya belum pernah saya melihat Puas membuat seperti itu dengan siapa pun. Bahkan dengan Imam Besar dari Masjid Al Azhar, tidak sejauh itu,” katanya.
Suharyo pun menganggap sikap Paus itu menunjukan keinginan agar masyarakat Indonesia menangkap dengan jelas pesan perdamaian yang dibawa dari Vatikan.