Hal ini sangat kontras dibandingkan dengan Qatar, sebuah semenanjung yang ditandai terutama oleh lanskap gurun, wilayah yang pada awalnya tampak tidak memiliki flora. Namun, gurun tersebut telah dengan murah hati memberikan pohon palem, yang tumbuh subur di tengah kondisi keras dan sumber daya air terbatas.
Penjajaran hutan dan gurun ini membangkitkan gagasan tentang kelimpahan dan kekosongan, menyoroti upaya seni dan kreatif penduduk di lingkungan yang berbeda. Manusia berhasil berkembang dan menciptakan di kedua lanskap tersebut, dengan perbedaan dan tantangan yang ada.
Detail Pameran:
- Judul : Dialogue of Papers
- Tanggal : 25 November – 16 Desember 2023
- Tempat : Galeri Emiria Soenassa, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta
- Biaya masuk : Gratis
Tentang Seniman:
Yousef Ahmad: Yousef Ahmad adalah salah satu seniman Qatar yang paling menonjol dan termasukdalam generasi pertama seniman Qatar yang belajar di luar negeri. Ia memulai karier artistiknya pada tahun 1970-an dengan menciptakan karya seni dengan bereksperimen dengan berbagai bentuk dan struktur, dengan ambisi untuk membentuk narasi baru.
Ketertarikannya untuk berkarya dengan kertas dimulai pada tahun 1980-an, dan sejak saat itu ia bereksperimen dengan berbagai jenis kertas yang berasal dari berbagai tempat. Hal ini memengaruhinya pada dua puluh tahun yang lalu untuk membuat kertasnya sendiri, dengan menggunakan pohon palem Qatar.
Sejak saat itu, ia memahami bahwa kertas buatan tangan memberikan karyanya makna yang lebih mendalam dan kualitas visual yang berbeda. Baginya, ini adalah cara untuk terhubung dengan tanah Qatar, akarnya, dan kenangan pribadinya.
Widi Pangestu: Widi Pangestu adalah seniman perintis Indonesia, karyanya dicirikan dengan penggunaan dan eksplorasi pembuatan kertas dalam praktik artistiknya.
Sepanjang kariernya, ia berfokus pada kertas sebagai media utama untuk produksi dan refleksinya, melakukan penelitian dan eksperimen terhadap kemungkinan kertas sebagai sarana pembuatan makna.
Ia melihat potensi kertas di luar fungsi historis dan tradisionalnya sebagai media untuk menulis dan melukis. Baginya, pembuatan kertas menawarkan hubungan yang unik dan abadi yang membentang dari masa lalu hingga masa kini, dan bahkan ke masa depan.