“Saya sampai tidak bisa istirahat. Ibadah juga nggak tenang,” lanjutnya.
Nindy mengaku peristiwa tersebut menyebabkan munculnya trauma pada dirinya dan keluarga.
“Saya berharap ada perhatian dari pihak yang berwenang, khususnya LPSK untuk memberikan perlindungan,” kata Nindy Ayunda.
Nindy Ayunda malah meminta kedatangannya ke kantor LPSK tidak dikait-kaitkan dengan rentetan masalah hukum yang saat ini dihadapi Dito Mahendra.
“Ini masalah saya pribadi,” kata Nindy Ayunda.
Meski di sisi lain, Nindy Ayunda juga belum tahu pasti motif di balik kedatangan oknum TNI yang mencari Dito Mahendra ke kediamannya. “Saya sendiri juga masih bingung,” ungkap Nindy Ayunda.
Lebih lanjut, kuasa Hukum Nindy, Abu Sahidtelu mengatakan, maksud kehadiran kliennya ke LPSK untuk melaporkan adanya ancaman yang tidak menyenangkan alias teror yang dialaminya.
Abu sendiri pun tidak tahu terkait kasus apa Nindy bisa diteror seperti ini. Oleh karena itu, ia berharap kliennya dapat perlindungan dari LPSK, kini tengah diproses.
“Harapan kami tentu LPSK dapat memberikan perlindungan kepada klien kami. Terkait kasus nanti kami akan jelaskan lebih lanjut lagi, karena kami sendiri tidak tahu terkait kasus apa, mendapatkan ancaman teror intimidasi,” tuturnya.
Nindy Ayunda Ngaku Alami Dua Kali Teror
Pengakuan Nindy Ayunda, dia sempat mengalami teror dua kali. Pertama, saat di Palembang, dia dihadang 10 preman. Kemudian yang kedua, saat dia berada di rumah adiknya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sempat dikepung oleh sekitar 30 orang oknum TNI.
Nindy menceritakan aksi teror itu berawal ketika dirinya mengalami peristiwa tidak menyenangkan saat kunjungan ke Palembang untuk menemui seseorang. Ia akhirnya membatalkan pertemuan karena dihadang preman di depan rumah orang tersebut.
Preman yang menghadangnya berjumlah sekitar 10 orang. Akhirnya, Nindy pun kembali ke Jakarta pada 2 April 2023.
Nindy Ngaku Panik sampai Tak Bisa Tidur
Atas peristiwa yang terjadi pukul 22.00 hingga 7.30 pagi itu, Nindy Ayunda mengaku panik dan tidak dapat beristirahat, terganggu ibadah dan sahurnya.
Nindy akhirnya mengadukan ancaman yang ia terima hingga membuat ia ketakutan ke Puspom TNI melalui telepon. Akhirnya, pihak berwajib datang ke rumah dan melakukan evakuasi.
Nindy Mengaku Tahu Pelakunya
Nindy menyatakan ia tahu pelaku yang ada di antara oknum TNI tersebut. Orang itu berinisial HS dengan pangkat letkol satuan infanteri.
“Inisialnya HS, pangkatnya letkol, satuannya infanteri,” tambahnya.
Nindy Mempertanyakan Aksi Tersebut
Meski teror datang dari orang yang menanyakan keberadaan Dito Mahendra, Nindy Ayunda memastikan hal itu tidak ada kaitannya dengan kasus sang pengusaha.