Dirinya menilai bahwa budaya menjadi hal fundamental dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
“Kita pun yakin bahwa budaya itu juga yang akan menggiring invisible hand (campur tangan Tuhan), untuo menentukan mana yang layak menang, yang layak memimpin dan mana yang diberi hak untuk memperbaiki bangsa ini menuju jalan kesempurnaan, ” pungkas Prof Obi.
Terpisah, Dosen Tetap Uiversitas Ahmad Dahlan, Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes menjelaskan agar masyarakat saat ini haru berfikir secara kritis, sebagai salah satu langkah nyata, untuk bisa menyaring berbagai informasi yang kita terima agar kemajemukan di Indonesia bisa tetap terjaga terutama ditahun politik ini.
“Sebagai generasi muda kita perlu berpikir kritis juga menyaring berbagai informasi, sehingga apa yang kita lakukan agar menjadi hal-hal positif bukan sebaliknya,” tuturnya, saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan seminar tentang kemajemukan yang digelar oleh Kemenkominfo bersama Universitas Ahmad Dahlan beberapa waktu lalu.
Ia juga menambahkan, bahwa manusia diberikan kelebihan untuk berfikir melalui akalnya.
“Maka dari itu banyak belajar, melihat lingkungan sekitar dan terus menambah literasi adalah salah satu cara efektif untuk menyaring sebuah informasi yang ada. Sehingga toleransi setiap individu terus terjaga dan kemajemukan masyarakat Indonesia tetap terpelihara dengan baik, ” jelasnya.
Dirinya melihat, sebagai manusia yang diberi akal untuk berpikir, kita bisa menyempurnakan, memperbaiki perilaku kita.
“Jadi dari pengetahuan, sikap, karakter, serta nilai dengan banyak belajar, banyak melihat dari pengalaman orang lain, literasi, atau dari mengamati sekitar itu menjadikan kekuatan menjaga kemajemukan bangsa ini, ” pungkasnya.