EDITOR.ID, Jakarta,- Angkatan Udara Indonesia diisukan bakal memiliki armada jet tempur paling disegani dunia, Dassault Rafale. Mesin perang udara buatan Perancis ini konon sedang dilirik dan dipantau Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto.
Prabowo sudah sejak lama mengincar armada tempur termahal ke 4 di dunia itu. Kemampuan Dassault Rafale konon lebih dahsyat ketimbang Lockheed Martin F-35B, Eurofighter Typhoon, dan F-35C.
Jet tempur yang telah teruji dalam beberapa pertempuran ini diklaim dapat melakukan banyak misi. Diantaranya dalam tugas peperangan antar jet udara seperti menjadi proyeksi kekuatan dan penyebaran untuk misi eksternal, misi serangan dalam, menjadi dukungan udara bagi pasukan darat.
Selain itu Rafale juga mampu menjalankan misi pengintaian, pelatihan serangan pilot, serta tugas pencegahan nuklir.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, Indonesia dipastikan akan segera memboyong jet tempur Rafale tersebut, hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Menurut penjelasannya, Dassault Rafale akan menemani F-16, Sukhoi SU-27, dan Sukhoi SU-30 yang sebelumnya juga sudah dioperasikan oleh TNI AU.
?Kami menginginkan pesawat generasi 4,5 dan menginginkan yang ?heavy? atau medium ke atas. Karena kita saat ini sudah ada F-16 sudah ada Sukhoi buatan Rusia,? kata Fadjar pada akhir Desember 2021 lalu yang dikutip dari cnbcindonesia.com pada hari Selasa 4 Januari 2022.
Menurut beberapa sumber, pesawat ini memiliki beberapa spesifikasi seperti, dilengkapi dengan mesin ganda M88-2 buatan SNECMA serta pesawat jet ini juga mampu terbang dengan kecepatan 1.389 km/jam.
Daris ego persenjataan, Dassault Rafale juga dapat memuat berbagai senjata seperti Magic, Mica, ASRAAM, Sidewinder, dan rudal udara ke udara AMRAAM, rudal udara ke darat Apache, HARM, ALARM, AS30L, PGM100, Macerick, Penguin 3, rudal anti-kapal Exocet, dan Harpoon anti-ship missiles.
Namun dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, Dassault Rafale bukan merupakan pesawat yang mudah untuk dioperasikan.
Menurut Startpost, biaya terbang per jam pesawat tempur ini mencapai USD 16.500 atau setara dengan Rp. 253,4 juta. Wow. (tim)
