Jakarta, EDITOR.ID,- Tantangan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam memimpin dan menjalankan pemerintahan ke depan tak mudah. Terutama dalam menjaga keseimbangan dana negara atau APBN untuk mewujudkan program besar dengan dana triliunan. Seperti program makan siang gratis, modernisasi alutsista Pertahanan, hingga infrastruktur sebagai kelanjutan program pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Kini teka-teki siapa penjaga pertahanan APBN menjadi sangat krusial dan strategis. Apakah Prabowo sudah memiliki jago keuangan yang baru dan handal atau akan menggunakan jasa kepiawaian Sri Mulyani yang memegang keuangan dan urusan ekonomi selama 20 tahun sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga pemerintahan Jokowi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto beberapa hari lalu. Pertemuan itu mengundang spekulasi siapa yang bakal menjadi menteri keuangan di pemerintahan baru.
Berembus kabar Sri Mulyani akan kembali ditunjuk menjadi menteri keuangan. Pertemuan itu juga disebut-sebut sebagai bentuk penjajakan dan penawaran Prabowo agar Sri Mulyani kembali mengawal keuangan negara.
Namun, kabar tersebut langsung dibantah Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono yang diikut dalam pertemuan itu. Tidak ada pembahasan atau tawaran mengenai posisi di kabinet baru kepada Sri Mulyani.
“Tidak ada bahasan sama sekali mengenai posisi, baik itu Bu Sri Mulyani maupun Pak Prabowo maupun keseluruhan kabinet,” kata pria yang akrab disapa Tommy dalam media briefing di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024), sebagaimana dikutip dari detikFinance.
Keponakan Prabowo itu mengungkap pertemuan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berlangsung sangat hangat dengan didahului perbincangan ringan antara Prabowo dengan Sri Mulyani. Pertemuan berlangsung 2,5-3 jam.
“Penjelasan mengenai pertemuan kemarin dilakukan oleh Presiden Terpilih dengan Menteri Keuangan di mana saya juga mendampingi Ibu Menkeu. Saya bisa katakan pertemuan sangat hangat berlangsung 2,5-3 jam. Dimulai dengan pembahasan yang ringan antara beliau karena sudah saling mengenal sebagai menterinya Presiden Joko Widodo,” ungkapnya.
Tommy mengatakan pertemuan itu intinya membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran (APBN) 2024 dan RAPBN 2025. Menurutnya hal itu penting dibahas, mengingat Prabowo akan menjadi presiden selanjutnya.
“Pertemuan dilakukan substantif. Hal ini kita membicarakan membahas APBN 2024 dan RAPBN 2025. kenapa penting? ini adalah masa transisi Pak Presiden Terpilih yang akan menjadi Presiden 20 Oktober dan Ibu Menteri Keuangan merasa perlu memberikan kepada Presiden Terpilih saat ini posisi posisi APBN di tiga bulan terakhir, mulanya di situ” terangnya.