Jakarta, EDITOR.ID,- Satu keluarga, terdiri dari ayah, ibu, dan kedua anaknya nekat bunuh diri dengan melompat dari bagian atap atau roof top apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka jatuh ke halaman dengan kondisi mengenaskan dan tewas. Peristiwa memilukan ini sempat menggegerkan para penghuni apartemen tersebut pada Sabtu (9/3/2024)
Kematian satu keluarga dengan cara yang tidak wajar yakni dengan bunuh diri lompat dari lantai atas apartemen, hingga kini masih memicu rasa penasaran publik. Kok begitu nekatnya mereka mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengenaskan.
Bunuh diri satu keluarga inipun kemudian menyimpan sebuah misteri. Kabar yang beredar santer di lingkungan apartemen menyebut penyebab keluarga itu melakukan aksi bunuh diri secara bersamaan itu akibat tekanan ekonomi. Tadinya keluarga tersebut tergolong orang kaya namun belakangan bangkrut.
Tetangga korban yang enggan disebutkan namanya mengatakan, keluarga itu sempat meminjam uang. “Akhir-akhir ini juga sering pinjam, tapi kemampuan (kami) terbatas. Pinjam dicuekin. Kalau ada uang ya dikasih, tapi (saya lihat) terdesak sekali,” kata lelaki itu.
Tetangga itu mengaku unit apartemen korban juga sering didatangi orang, yang diduga hendak menagih utang. Orang yang datang ke unit apartemen korban itu dinilai sedikit kasar. Bahkan, suaranya sempat mengganggu tetangga di sekitar.
Menurut dia, rumah korban sudah disita oleh bank. Korban mengaku hendak pindah ke Solo, Jawa Tengah, pada tahun lalu. Korban juga dinilai jarang menempati unitnya di Apartemen Teluk Intan.
Bunuh Diri di Halaman Kelenteng, Ini Kesaksian Penjaganya
Belakangan terungkap keluarga itu bunuh diri tak jauh dari pusat persembahayang kelenteng yang terletak di sisi bagian roof top pada Sabtu (9/3/2024). Ditempat itu sebuah kelenteng berdiri. Kelenteng itu kerap dikunjungi oleh jemaat yang ingin bersembahyang, termasuk mereka warga apartemen.
Ornamen merah dan gambar naga begitu kental di kelenteng tersebut. Bau asap hio juga terasa menyengat seperti kelenteng pada umumnya.
Namun di balik kesyahduan suasana rumah ibadat tersebut, sebuah tragedi terjadi.
Penjaga Kelenteng yang sudah tak lagi muda itu memberi kesaksian. Awalnya bahwa seorang perempuan sempat berkunjung ke kelenteng tersebut.
“Disini sembayang yang perempuan yang satu (AIL),” ujar lelaki yang menjaga kelenteng itu bertahun-tahun, Minggu (10/3/2024) sore.
Diduga perempuan itu istri dan ibu dari kedua anak tersebut dengan inisial AIL. Dia sempat berdoa di dalam Kelenteng, sebelum melancarkan aksi bunuh diri.