Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengecam aksi gangster Surabaya yang meresahkan warganya. Ia mengaku tidak rela kotanya diinjak-injak menjadi tidak nyaman karena ulang para gangster tersebut.
“Harga diri kita diinjak, ayo bangun semuanya. Kita tidak akan pernah rela bila kota untuk anak cucu kita diinjak-diinjak-injak oleh orang,” kata Eri saat memimpin apel pasukan di Balai Kota Surabaya, Sabtu (3/12/2022).
“Ayo bangun semuanya, kami tidak rela kota ini diinjak-injak oleh orang yang tidak menciptakan rasa nyaman di Kota Surabaya,” sambung Eri.
Eri mengajak semua komponen bersatu untuk menindak aksi gangster Surabaya itu. Ia menegaskan bahwa kotanya tidak mudah dipecah belah oleh siapapun.
“Hari ini semua pemuda lintas suku, PP, Banser, Madura, polisi, TNI, waktunya kita tunjukkan bahwa Surabaya tidak bisa dipecah oleh siapapun dan dijaga hari ini dengan nyawa kita,” tandasnya.
Waspada dan hati-hati! Surabaya Darurat Gengster.
Dalam beberapa hari terakhir, cuitan Surabaya Darurat Gangster menyebar luas di grup-grup WhatsApp (WA) dan media sosial. Disertai foto dan video remaja dan anak-anak muda berkonvoi motor. Di antara mereka juga membawa senjata tajam.
Menggunakan motor Gangster sempat menggeruduk Sukolilo, Jumat (2/12) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB. Kejadian berawal pada Kamis (1/12) pukul 23.00 WIB, ada sekitar 60 orang anggota perguruan silat berkumpul di Jalan HR. Muhammad, Surabaya.
Selanjutnya, mereka konvoi ke timur. Mengelingi Jalan Raya Darmo dan berlanjut ke kawasan MERR, Keputih, dan kampus ITS Surabaya. Kabarnya, mereka melakukan aksi tersebut karena sedang mencari anggota kelompok perguruan silat lain.
Nah, sesampai di Keputih, gerombolan itu itu sempat merusak Warkop Kriwul. Lalu, mereka melanjutkan konvoi masuk ke kampus ITS. Pada Jumat (2/12), pukul 02.10 WIB, ada laporan masuk telah terjadi perusakan Warkop Kriwul di Keputih oleh sekelompok orang.
Anggota Polsek Sukolilo langsung mendatangi lokasi. Dengan dibantu warga, petugas berhasil mengamankan sebagian anggota perguruan silat itu di kampus ITS dan sebagian di Jalan Kejawan, Keputih. Sebagian anggota itu sempat dimassa warga.
Setidaknya, ada sebelas orang yang berhasil dibekuk. Yang membuat miris, sebagian adalah pelajar. Bahkan beberapa di antaranya anak di bawah umur. Mereka antara lain berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, dan Bojonegoro. Barang bukti yang diamankan antara sepeda motor, ketapel, mercon, senjata tajam berbentuk gergaji.
Di Wilayah Hukum Sidoarjo
Aksi onar yang melibatkan anggota perguruan silat tersebut bukan kali pertama. Tapi, sudah kerap terjadi. Tidak hanya di Surabaya, juga di wilayah hukum Sidoarjo dan Gresik. Di Sidoarjo, misalnya.