Oleh : Edi Winarto
Penulis Pemerhati Politik
Jakarta, EDITOR.ID,- Pengumuman Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawati Soekarnoputri di Batu Tulis Bogor pada Jumat 21 April 2023 bahwa partainya resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden di Pipres 2024, mengagetkan sejumlah kalangan.
Karena PDI Perjuangan awalnya mengungkap pengumuman nama capres itu akan disampaikan pada Bulan Juni 2023. Namun kini dipercepat. Pengumuman dan keputusan Ketum PDIP Megawati ini sontak memporakporandakan koalisi antar partai politik yang sedang dirajut dan disepakati jauh-jauh hari. Kini semua menjadi berantakan dan terancam bubar.
Terbukti tak sampai sepekan sejak diumumkan Megawati Soekarnoputri, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada hari Rabunya 26 April 2023 langsung mengekor PDIP. PPP mendeklarasikan dukungan partainya kepada Ganjar Pranowo dan siap membangun koalisi dengan PDIP. Dalam artian PPP terancam bakal keluar dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang jauh-jauh hari sudah dibentuk dan disiapkan untuk Pilpres oleh Golkar, PAN dan PPP.
Bahkan secara tersirat PAN juga akan mengikuti jejak PPP akan bergabung mengusung Ganjar Pranowo. Karena justru PAN lah partai yang memiliki kursi di parlemen yang awal pertama kalinya mendeklarasikan Ganjar Pranowo saat Rapimnas di Kota Semarang, Jawa Tengah. Saat itu PDIP belum menentukan capresnya. Namun PAN secara terbuka langsung mengumumkan akan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres dan akan dipasangkan dengan Erick Thohir.
Artinya dua parpol inisiator KIB yakni PAN dan PPP diyakini bakal merapat ke koalisi PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo dengan segala negosiasi Cawapresnya.
Dinamika politik yang terjadi tersebut membuat Partai Golkar harus sendirian “keukeuh” mempertahankan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto yang diusung partainya sebagai Capres. Namun keputusan Golkar ini tidak bulat utuh. Masih dinamis dan negoisable. Dalam artian dalam proses penjajakan dan pembahasan bisa saja opsi Airlangga “turun” jadi Cawapres dengan negosiasi politik pembagian jabatan menteri dan jabatan publik lainnya.
Pergeseran konstelasi politik ini menurut perkiraan penulis akan melahirkan pergeseran formasi koalisi. Dalam artian akan terbentuk formasi dan kofigurasi koalisi baru dengan semangat kepentingan parpol menggoalkan jagoannya agar tetap tampil di panggung kompetisi capres dan Cawapres.
Menurut prediksi penulis akan terbentuk koalisi baru berdasarkan finalisasi dan mengerucutnya nama Capres yang akan diusung. Namun klusternya tetap tiga koalisi. Koalisi ini hasil bentukan dan dukungan parpol pemilik kursi di DPR RI. Konfigurasi dan formasi yang diprediksi penulis adalah sebagai berikut :
Koalisi Pertama : Ganjar Pranowo
Capres yang Akan Diusung : Ganjar Pranowo
Kandidat Cawapresnya : Erick Thohir, Sandiaga Uno, Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa