Lahan yang dikunjungi Syahrul diklaim merupakan bekas lahan tandus karena selama ribuan tahun lalu hanya berbentuk gurun pasir. Namun, warga setempat mulai memanfaatkannya sebagai lahan pertanian subur pada 40 tahun terakhir.
“Saya datang ke Almeria dan bertemu petani (bernama) Pak Tomas untuk melihat apa saja yang bisa diterapkan di Indonesia. Mengapa? Karena masalah pangan harus ditangani lintas negara,” kata Syahrul dalam keterangan resmi.
“Hasilnya cukup luar biasa karena saya melihat jenis green paper california khas daerah sini tumbuh subur. Bahkan, saya melihat mentimun dari Monsanto yang ukurannya besar-besar,” sambungnya.
Wakil Mentan Harvick mengatakan saat kunjungan itu, Syahrul didampingi eselon I dan II Kementan. Namun Syahrul berpisah dari rombongan Kementan saat hendak pulang.
Menurut Harvick, hal itu terjadi karena tiket pesawat rombongan terpisah-pisah. Setelah itu, Kementan tidak mengetahui keberadaan Syahrul hingga saat ini.
Kementan belum melapor ke pihak berwajib tentang hilangnya Syahrul tersebut. Harvick yakin pihak berwajib telah bergerak melakukan pencarian.
“Kelihatannya pemerintah, tentu instansi yang bertanggung jawab sama hal ini sudah mungkin sudah mulai mencari posisi keberadaan Pak Menteri kita,” ujarnya. (tim)