Ahok mengatakan saat itu dia mengandalkan penuh pemasukan utuh dari posisi yang dia emban. Begitu naik jabatan menjadi DKI-1, dia mengaku penghasilannya malahan menurun.
“Saya bisa simpan 1 miliar-lah dalam setahun jadi Wagub. Begitu saya naik jadi Gubernur, turun jadi 800 juta,” katanya.
Selain itu, Ahok juga mengaku selama menjadi pejabat publik dia tidak pernah menggunakan kendaraan pribadi. Sebab, dia mendapatkan mobil dinas untuk bekerja sehari-hari menuju Balai Kota Jakarta.
“Karena saya enggak pernah punya mobil pribadi waktu itu, karena ada mobil dinas, ngapain (pakai) mobil pribadi. Ketika anak lulus kuliah, saya beli Rp 500 juta, beli di teman saya, (mobil) robicon jarang dipakai,” ujarnya.
Tapi semua hartanya itu baik mobil maupun rumah habis saat ia harus mendekam dipenjara akibat hukuman yang harus ia jalani. Dan hukuman tersebut sebenarnya penuh nuansa pertarungan politik identitas saat itu. Karena kemudian muncul opini seolah pemimpin yang bukan dari kelompok agama yang sama dianggap tidak sah. (tom)