EDITOR.ID, Masih ingat dengan kata ? kata Martin Scorsese tentang film superhero yang bukan bagian dari ?cinema?? Jika iya, mungkin Agents of SHIELD bisa memberikan gambaran baru bagi wajah film Superhero.
Saat kita berbicara tentang film superhero, bayangan kita akan fokus pada adegan koreografi dengan bumbu visual menarik nan ciamik. Perkelahian antara baik?jahat, peraduan kekuatan super, serta jalan cerita standar dan klise sangat lekat dengan ciri film superhero.
Namun tidak dengan Serial Agents of SHIELD. Tak berkutat pada perkelahian dengan dentuman memukau, Agents of SHIELD hadir dengan gaya berbeda untuk kelas film superhero.
Serial televisi in mengudara pada september 2013, dan selesai pada tahun 2020. Memang serial ini tidak mendapat respon yang baik pada awalnya.
Banyak kritik muncul karena minimnya ruang storyline dari MCU. Namun pada musim selanjutnya, Marvel Studios berhasil mengubah tone dari serial ini dan membuatnya menjadi salah satu must-watch TV series bagi para penggemar MCU.
Cerita dari Agents of SHIELD berfokus pada petualangan salah satu tim dari S.H.I.E.L.D. yang dipimpin oleh Philip Coulson (Clark Gregg), salah satu anak didik langsung dari Nick Fury (Sam Jackson).
Musim awal dari serial ini bermula ketika Coulson membangun sebuah tim yang didedikasikan untuk ?memberangus? anomali ? anomali yang muncul di dunia. Singkat cerita, Coulson berhasil membangun tim ?sempurna? dengan anggota yang memiliki spesifikasi berbeda. Dinamika cerita muncul ketika Skye (Chloe Bennet), seorang hacker, bergabung dalam tim.
Rangkaian masalah mulai terjadi, dan Skye menjadi poros dari semua problematika tim Coulson. Konflik dengan Melinda May (Ming Na-Wen), kisah percintaan dengan Grant Ward (Brett Dalton), hingga ketidakcocokan dengan duo Fitz-Simmons (Iain De-caestecker dan Elizabet Henstridge) menjadi awalan yang menarik bagi musim pertama.
Tak berhenti sampai situ, cerita akhirnya berkembang dengan berbagai tie-in dari kejadian yang ada di areal MCU. Momen ? momen historis di MCU menjadi satu Locus yang sentral dalam serial ini.
Menyusupnya Hydra, Sokovia Accord yang dipicu oleh Ultron, hingga munculnya stigma pada superhero karena kejadian Civil War muncul di beragam plotline Agents of SHIELD.
Seakan tak puas hanya dengan plot yang muncul akibat kejadian besar di MCU, Agents of SHIELD secara perlahan membawa penonton masuk the next level of MCU.
Bangunan cerita kompleks muncul semenjak musim kedua. Pada serial ini, penonton diajak untuk berselancar mendalami bagian lain dari MCU yang penuh intrik dan konspirasi di berbagai sudut.
Pada musim pertama, Agent of SHIELD sudah ?mencekoki? para penonton dengan konflik moral yang muncul akibat pengkhianatan dan loyalitas.
Pada musim kedua, cerita dirangkai sedemikian dengan konflik spionase antar organisasi.
Pada musim ketiga, penonton sudah dipastikan terheran ? heran dengan sejarah Hydra yang ternyata sudah hadir bahkan sebelum era Captain America.
Dan di musim keempat dan kelima, kepala penonton dipaksa untuk berpikir keras untuk memecahkan teka ? teki dari The Frameword dan The darkhold.
Yang menarik dari Agents of SHIELD bukan pada tie-in atau keterlibatan dunia MCU yang Vast dan besar, namun pada plot cerita yang penuh intrik dan twist di setiap lini. Sekaligus juga, Agents of SHIELD berhasil membangun sebuah plot yang linear tanpa menyisakan banyak plot-hole.
Berbagai throwback muncul di musim kelima, sekaligus memberikan referensi yang baik terhadap alur cerita.
Agents of SHIELD tak lupa juga bermain ? main dengan wacana tentang keberlanjutan MCU melalui plot ceritanya. Hadirnya Quake dan Ghost Rider memberikan lecutan besar bagi Fans MCU untuk berangan ? angan tentang keterlibatan karakter Agents of SHIELD dalam skala MCU yang lebih besar.
Meski akhirnya gagal untuk bergabung dalam the Infinity War, Agents of SHIELD tetap bisa hidup dengan identitasnya yang kompleks dan rumit.
Serial ini seringkali digadang ? gadang sebagai salah satu hidden gems dari Marvel, dan tidak berhenti sampai situ saja, Agents of SHIELD juga berhasil membuat kita bertanya, ?Bagaimana cara membuat universe dengan detil yang terkakulasi??
Rumit, Berbelit, Namun ?Nyentrik?
Rumit, Berbelit, Namun ?Nyentrik?, begitulah kata yang bisa mendeskripsikan Serial Agents of SHIELD.
Agents of SHIELD memang sedikit terkesan ?bertele-tele? dalam menyampaikan alurnya. Bangunan dialog panjang antar tiap karakter, perpindahan skena yang cepat, dan bercampurnya adegan penting dengan adegan ?guyonan? kadang sering membuat penonton Lost in line.
Begitupun backsound musik yang kadang dipasang ?ngegas? di beberapa adegan low-conflict juga sering membuat penonton bingung.
Meski begitu, inilah keunikan dari serial ini, dengan kata lain, semua dialog dalam seri ini adalah ?penting?.
Tidak tanggung ? tanggung juga, Serial ini sering menyisipkan clue penting dari alur cerita melalui candaan ? candaan ?garing? para Agent.
Ambil saja contoh ketika dialog ikonik Leo Fitz yang baru terlihat ?efek? nya pada satu musim setelahnya. Line ?we?re cursed? menjadi salah satu kunci dari ketidakmunculan duo Fitz-Simmons pada musim ke-enam.
Tak lepas dari gaya Nyentrik nya, Jokes dari serial ini juga sering keluar dari konteks MCU, dan tidak sedikit Jokes yang muncul karena rangkaian kejadian dari episode ? episode sebelumnya.
Kerumitan dari serial ini juga diperkuat dengan pendalaman karakter yang punya latar belakang signifikan dan diceritakan dengan dialog antar karakter tanpa adanya adegan flashback.
Karakter ? karakter Agents of SHIELD seringkali tidak mendapat bagian tertentu dalam penggambaran latar belakang.
Elena ?Yo-Yo? Rodrigues dan Bobby ?Mockingbird? Morse adalah salah satu yang tidak mendapat porsi flashback, meski latar belakang itu nantinya menjadi penentu dari kejadian ? kejadian setelahnya.
Tak lupa dengan twist and turns yang muncul di setiap ?setidaknya? tiga episode sekali. Kejadian Skye yang menghianati Coulson, Grant Ward yang ternyata Hydra, Fitz yang ternyata tidak jadi mati, dan bahkan twist dari General Talbott mampu membuat Agents of SHIELD penuh dengan pengembangan cerita.
Karakter Lengkap, Penokohan cermat, Atmosfir mantap!
Melinda May yang dingin namun care, Daisy Johnson yang Childish dan idealis, Coulson yang selalu berorientasi pada misi, dan Fitz-Simmons yang penakut namun loyal adalah contoh dari Satu kehebatan detil dari Agent of SHIELD.
Penokohan dan pengembangan dari cerita setiap karakter dibangun perlahan, namun pasti dan terstruktur. Perpaduan epic antara sifat dasar karakter, drama yang muncul di kondisi tak terduga, dan konflik moral-idealitas yang muncul dari Villain membuat respon setiap karakter terhadap misi terasa sangat realistis.
Respon setiap karakter terhadap kejadian di dalam serial terlihat mampu membuka ruang baru bagi plot cerita untuk berkembang. Adegan Fitz yang merespon AIDA, salah satu proyek robot AI, berhasil membawa cerita Agents of SHIELD ke areal lebih kompleks. Ditambah lagi, aspek psikis karakter yang kebacut ditonjolkan mampu membuat penonton seperti tak melihat superhero, tapi cerita sekumpulan orang yang melawan super-Villain.
Tidak melupakan aspek drama, Agents of SHIELD juga dipenuhi dengan karakter dengan Romance Interest yang beragam. Banyak adegan romansa yang momentual, namun mampu memberikan perubahan Plot secara drastis.
Dilain sisi, atmosfir yang timbul dari pergolakan setiap karakter juga sangat terasa. Setiap kepentingan yang muncul, setiap kesenjangan pendapat, dan setiap keputusan selalu diiringi oleh konflik yang didasarkan pada karakter, dan ini membuat rangkaian cerita terasa semakin nyata.
Bahkan, Perkelahian antar pasangan Bobbi ? Hunter bisa merubah secara drastis atmosfir Scene dalam sekejap.
Tak mulu ? mulu soal ?Gelut?, ?Mind over Matter!?
Yang menarik dari Agents of SHIELD adalah karena ia adalah film superhero, namun tanpa adanya superhero sebagai tokoh utama.
Dua musim pertama serial ini memperkenalkan tim dari Coulson yang terdiri dari manusia biasa, namun harus bertempur dengan manusia yang ?tidak biasa?.
Tidak seperti The Boys atau bahkan Logan yang menonjolkan aspek politis maupun dramatis dari sisi Superhero. Agents of SHIELD menawarkan banyak ketegangan melalui komunikasi dan diplomasi.
Agents of SHIELD condong pada penggambaran tentang dunia yang sedang menghadapi ancaman besar, namun tetap ?dirahasiakan? dari khalayak luas. Entah untuk menghindari kepanikan massal, atau bahkan sampai menjaga stabilitas nama S.H.I.E.L.D. di mata publik.
Tidak lepas dari itu juga, Agents of SHIELD menggambarkan bahwa perang tidak hanya melalui konfrontasi, namun bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah agitasi dan propaganda.
Agents of SHIELD sengaja untuk mereduksi peran para superhero, sekaligus membuatnya inferior di hadapan para manusia yang memiliki sumberdaya tertentu.
Gambaran inferioritas Superhero diracik sedemikian rupa dengan gejala protes yang muncul akibat Superhero yang semakin menjamur di peradaban. Diskriminasi terhadap pemilik kekuatan super terjadi, dan ketidakberdayaan para manusia super terlihat sangat jelas dihadapan peradaban yang takut dengan makhluk asing.
Tak lepas dari itu juga, Plotline Agents of SHIELD mampu memberikan kesan lain bagi dunia superhero yang tidak selamanya ?heroik?. Berulang kali tim Coulson melakukan kesalahan, dan berulang kali itu juga mereka bekerja diluar hukum.
Dan pada akhirnya, Agents of SHIELD berhasil membuat satu serial Epic tentang seluk beluk dunia dengan kekuatan super.
Tertarik untuk mengikuti petualangan Agent Coulson?, Agents of S.H.I.E.L.D. kini bisa ditonton Streaming melalui platform Disney+.