EDITOR.ID, Jakarta,- Insiden pelanggaran batas laut yang terjadi di Laut Natuna, Kepulauan Riau menjadi topik hangat sejak 30 Desember lalu. Kementerian Luar Negeri RI melayangkan protes kepada Tiongkok, lantaran kapal nelayan negara tersebut memasuki Natuna dan konon dikawal oleh China Coast Guard (CCG).
Apa pun namanya, Indonesia kecolongan, Tiongkok telah melanggar batas terlepas itu disengaja atau tidak.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) pun tak tinggal diam. Kini tentara, khususnya Angkatan Laut RI, menyatakan siaga tempur di wilayah perairan Kepulauan Natuna dan sekitarnya demi menjaga kedaulatan negara. Sikap itu diambil tak lepas dari gelagat China yang mengklaim berdaulat di perairan tersebut sehingga kapal-kapalnya bebas berlayar.
Kedaulatan Negara Harga Mati, Harus Kita Kawal dan Pertahankan Apapun Kondisinya
Guna mendukung operasi siaga tempur, TNI mengirim 3 kapal, 1 pesawat intai maritim dan 1 pesawat Boeing. Merujuk dari laman globalfirepower.com, Indonesia memiliki armada laut yang lebih besar dari itu.
Seberapa siap dan kuat Angkatan Laut Indonesia?
Kekuatan Militer Indonesia
Globalfirepower.com mencatat kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 16 dunia.Tahun lalu, kekuatan Angkatan Laut Indonesia menempati ranking sepuluh dunia. Persis di bawah Pakistan dan di atas Israel.
Mengenai armada laut, Global Fire Power mencatat pada 2019 kekuatan Angkatan Laut Indonesia berjumlah 221 armada dan 71 prajurit aktif. Itu mencakup semua kapal yang tersedia, termasuk alat bantu. Kapal perang yang dimiliki Indonesia per 2019 lalu.
Jumlah tersebut terdiri atas 2 kapal selam, 6 kapal fregat, 10 korvet, 16 korvet antikapal selam serta 21 kapal misil. Sementara, terdapat 51 kapal patroli, 12 kapal penyapu ranjau serta 4 kapal transport amfibi.
Di bawah laut, TNI AL mengandalkan dua kapal selam andalannya, yakni KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Indonesia juga masih menunggu kedatangan kapal kelas Chang Bogo dari Korea Selatan.
Di permukaan laut, TNI AL memiliki kapal frigat buatan Belanda, yakni kelas Sigma yang diperkuat senjata jenis OTO Melara 76 mm, Oerlikon Millennium Gun system, VLS MICA SAM, Exocet MM40 Block III SSM dan triple torpedo tubes.
Sedangkan kelas Ahmad Yani diperkuat senjata OTO Melara 76 mm, twin Simbad SAM, C-802 SSM atau Yakhont SS-N-26 SSM serta triple Mk 32 torpedo launchers. Selain kapal, TNI AL juga mengoperasikan 55 pesawat.