Namun, Danang hanya sebentar kuliah di kampus Islam itu karena mengaku tidak kuat kepada orang tuanya.
Hingga akhirnya memutuskan pindah dan memulai kuliah lagi di prodi Sosiologi Unej. Tidak dijelaskan faktor apa yang mendasari Danang tidak kuat menjalani kuliah di kampus Islam yang ada di Malang tersebut.
“Saya ngobrol dengan ayahnya. Mas Danang ini pernah kuliah di sebuah universitas Islam di Malang, tapi tidak kuat sehingga memilih pindah ke Unej ini,” tutur Fendi.
“Jadi memang ada riwayat secara psikologis,” sambung dosen Fakultas Hukum ini.
Namun, Unej tidak mendalami lebih jauh soal kemungkinan Danang bunuh diri karena ada tekanan. “Saya tidak bisa memastikan sejauh mana tekanan yang ia alami,” pungkas Fendi.
Fendy juga mengatakan bahwa almarhum Danang merupakan mahasiswa yang tertutup, tidak banyak bergaul dan jarang berkomunikasi dengan temannya berdasarkan penuturan beberapa rekannya.
“Berdasarkan informasi dari ayah kandungnya, almarhum tiga kali pindah perguruan tinggi,” katanya.
Dari hasil rekaman CCTV, mahasiswa FISIP Unej itu naik lift sendirian menuju ke lantai 8 Gedung C-RiSSH dan meninggalkan tasnya sebelum menjatuhkan diri hingga menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia.
“Hasil autopsi menyebutkan bahwa almarhum meninggal akibat patah tangan, leher, dan panggul tulang belakang karena korban jatuh dengan posisi vertikal, seluruh badannya menghantam paving. Hasil analisis dokter, korban telah meninggal dunia,” ujarnya.
Pihak keluarga sudah membawa jenazah mahasiswa tersebut ke rumah duka di Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan ambulans yang difasilitasi oleh pihak Unej.
Sementara itu pihak kampus Universitas Jember (Unej) akan memperkuat layanan konseling bagi mahasiswa usai insiden seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) diduga menjatuhkan diri dari lantai 8 Gedung C-RiSSH kampus setempat.
“Kami akan perkuat layanan konseling bagi mahasiswa dengan giat menyosialisasikan keberadaan Pusat Layanan Konseling dan Disabilitas yang berada di bawah Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP),” kata Fendi.
Ia mengatakan bahwa pihaknya memperkuat layanan konseling di tingkat fakultas dengan menyesuaikan karakteristik setiap fakultas dan mendorong mahasiswa yang memiliki problem kesehatan mental untuk berani mencari bantuan.
“Kami menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya ananda Danang. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan selalu sabar dan tabah menerima kejadian ini. Sungguh, kejadian itu tidak pernah kami bayangkan sebelumnya,” tuturnya.