EDITOR.ID, Jember, – Salah satu program Pemerintah Kabupaten Jember yang diharapkan Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Gus Firjaun adalah menekan atau menurunkan angka kematian ibu (AKI) angka kematihan bayi (AKB) dan Stunting atau gizi buruk.
Program tersebut adalah merupakan program prioritas Pemkab Jember yang harus dituntaskan bersama-sama.
Hal tersebut disampaikan Lurah Baratan, Kecamatan Patrang, Ahmad Sidiq ketika dijumpai awak media di kantornya Kamis (17/6/2021). Usai menggelar sosialisasi terkait AKI, AKB dan Stunting.
“Terkait program prioritas Pemkab Jember, yakni AKI, AKB dan Stunting. Khususnya di Kelurahan Baratan, tiga pilar yakni, Lurah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas selalu bahu membahu melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat. Termasuk Kepala Puskesmas Patrang. Bidan Desa/Kelurahan Baratan, Kader Posyandu, RW/ RT dan Tomas dan sebagainya,” papar Ahmad Sidiq.
Menurut Ahmad Sidiq, bahwa di Kelurahan Baratan ini juga pernah dilaksanakan Musyawarah Kelurahan (Muskel) yang khusus membahas persoalan AKI, AKB dan Stunting ini. Selain itu juga merencanakan kinerja tim khusus untuk tiga hal tersebut.
“Jadi kami sering memberikan penyuluhan kepada warga, tadi kami menghadirkan ibu hamil sekitar 30 sampai 35 orang. Terkait Stunting di Baratan Zero Brot, sesuai informasi negara berkembang Indonesia menurut WHO . Kalau Stunting di Baratan gizi buruk tidak ada, yang ada hanya kekurangan gizi,” tambahnya.
Lebih lanjut Ahmad Sidiq mengatakan, pihaknya memberikan pendampingan dengan memberi suplemen, vitamin A, vitamin D dan sebagainya kepada keluarga yang kurang mampu, terlebih sekarang masih di masa pandemi COVID-19.
“Bagi keluarga yang kurang mampu dan anaknya banyak, seharusnya bantuan itu untuk yang sakit dan kurang gizi. Akan tetapi saudaranya yang lain juga makan bantuan gizi ini. Jadi bagi yang membutuhkan akhirnya kalah dulu dengan saudaranya yang sehat,” terangnya.
“Jadi Stunting di Baratan kedepan ini, Allah hualam. Tidak mungkin kami tiga pilar selalu menjaga keluarga yang kami bantu,” sambungnya.
Ahmad Sidiq menegaskan bahwa mulai Dokter, Bidan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, PKK, Posyandu dan Tomas, Toga semua aktif memberikan penyuluhan. Selain itu, ada nikah dini meskipun sudah waktunya karena usia subur.
Dikatakannya, Sampai saat ini masih banyak yang ke dukun kalau melahirkan, dengan memotong usus pakai bambu ini sangat berbahaya dan bisa menimbulkan infeksi.
“Pada intinya kami bersama tim terkait AKI, AKB dan Stunting tak bosan memberikan penyuluhan.kepada warga. Karena ini menyangkut keselamatan ibu dan anak terutama kepada keluarga yang kurang mampu,” tandas Ahmad Sidiq. (Adv)