Musni Umar secara resmi meminta maaf usai sebar foto hoaks Anies bareng Raja Salman.
Bahkan ada pakar analisis pengamat politik mengatakan: Beri dampak sentimen negatif sangat besar
Akibat sebarkan foto hoaks Anies Baswedan bersama Raja Salman saat menunaikan ibadah haji, postingannya loyalis Anies, Musni Umar itu menuai sorotan. Dan Musni Umar akhirnya minta maaf.
Sebelumnya, Musni Umar berupaya mengcounter tudingan soal Anies Baswedan yang menunaikan ibadah haji bukan lewat undangan Raja Arab Saudi.
Aktivitas Musni Umar di medsos gencar memberikan pembelaan dibarengi dengan unggahan foto hoaks editan sosok Anies Baswedan yang didampingi oleh Raja Salman.
Namun, sangat disayangkan, foto yang diunggah oleh Musni Umar tersebut merupakan editan dari foto Jokowi dan keluarganya kala sedang Tawaf diantar oleh Raja Arab Saudi ketika Jokowi beserta keluarganya menunaikan ibadah haji.
Setelah unggahan foto hoaks editan itu beredar di medsos menjadi viral, Musni Umar dibully habis-habisan di medsos, akhirnya Musni Umar menyadari bahwa foto Anies Baswedan yang diunggahnya itu adalah foto rekayasa mengandung hoaks, Musni Umar minta maaf ke publik melalui cuitannya memberi klarifikasi Selasa (27/6/2023).
Setelah permintaan maafnya itu, ramai memenuhi di kolom komentar diantaranya seperti;
Kalau memang melanggar UU, tinggal dilaporin pak Musni dan para pengirimnya. Kalau tidak, ya biarkan saja mereka.
Bukan melanggar, tapi pembodohan dan pembohongan publik…!
Permintaan maaf Musni Umar yang mengunggah foto hoaks Anies Baswedan itu menuai beragam komentar, di antara komentar netizen — ada komentar pendiri platform pemantauan dan analitik digital Evello, Dudy Rudianto.
Melalui data yang dihimpun oleh Dudy terkait postingannya Musni Umar tersebut — bahwa pernyataan minta maaf Musni Umar memberikan efek sentimen negatif sangat besar.
“Permintaan maaf @MusniUmar krn menyebarkan foto hoaks Anies Baswedan bersentiment negatif sangat besar, dengan bobot 98%. Cuitannya itu terbaca beremosi surprise 57%. Tak hanya akun @MusniUmar, netizen yg terpapar sebaran cuitan sebelumnya juga didominasi emosi surprise,” tulisnya.
“Cuitan ini juga terbaca sangat rasional, alih-alih emosional menunjukkan pada dasarnya pemilik akun merupakan individu yang sangat logis. Gaya komunikasi yg terbaca adalah Self-Revealing menunjukkan cara berkomunikasi berdasarkan opini dan pengalaman pribadi,” lanjutnya.
Adapun brand image yang terbentuk adalah indifferent menunjukkan bahwa permintaan maaf ini akan cenderung diabaikan oleh publik atau bahkan tidak memperbaiki keadaan sebelumnya.