Jakarta, EDITOR.ID,- Rafael Alun Trisambodo tak hanya harus meringkuk di tahanan. Harta kekayaannya pun disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah dicari dan ditelusuri. Sebagian harta Rafael Alun yang berjumlah miliaran satu demi satu mulai ditemukan lembaga anti rasuah. Harta-harta tersebut kemudian disita dan diamankan.
KPK pun telah berhasil menyita uang senilai Rp 32,2 miliar yang tersimpan dalam safe deposit box (SDB) milik Rafael di salah satu bank. Uang puluhan miliar tersebut berbentuk pecahan dollar Amerika Serikat, dollar Singapura, dan Euro.
Selain itu, KPK juga telah menyita sejumlah barang mewah dalam operasi penggeledahan kediaman Rafael di Perumahan Simprug Golf, Jakarta Selatan pada Senin (27/3/2023) lalu.
Dari upaya paksa itu, tim penyidik mengamankan 2 dompet, 1 ikat pinggang, 1 jam tangan, 68 tas bermerek mewah, 29 perhiasan, dan 1 sepeda merek Bromptom berharga puluhan juta terparkir di garasi.
Rafael Menghiba Minta KPK Jangan Sita Hartanya
Sempat beredar video di media sosial memperlihatkan Rafael Alun diwawancarai. Ia terlihat menangis meratapi nasibnya dan mengisahkan anaknya Mario Dandy yang mendekam di penjara. Ia juga mengaku tak punya uang sama sekali usai hartanya disita KPK.
Namun uniknya dalam wawancara tersebut terlihat di video Rafael masih mengenakan jam tangan mewah.
Rafael menjual kisah pilu bahwa dia tak mampu lagi membayar THR kepada karyawannya. Sebab ia mengaku sudah tak punya uang sepeser pun dan tidak memiliki apa-apa.
“Uang saya yang senilai Rp 40 jutaan yang sebenarnya awalnya untuk membayar THR beberapa pegawai saya itu juga diambil,” ungkap Rafael Alun Trisambodo dalam video tersebut.
“Saya juga agak kebingungan ketika THR ini saya mau membayarnya pakai apa,” lanjutnya.
Rafael bahkan sempat meminta kepada KPK untuk tak membawa uang yang Ia siapkan untuk membayar THR karyawannya itu.
“Sekarang saya tidak punya uang, uang di rumah Rp40 juta diambil, disita, saya sudah mohon (untuk tidak dibawa), kita mau Bayar THR, tetap (dibawa), hidup sudah terbalik,” kata Rafael.
Rafael juga mengungkapkan tak bisa beli makan karena uangnya sudah diambil semua oleh KPK. Namun Rafael mengaku tetangganya berbaik hati memberinya makan.
“Rekening sudah diblokir semua. Kita seperti mau dibunuh enggak boleh makan, enggak boleh apa-apa. Tapi tetangga ada yang memberi makan,” ujarnya.
Hal ini dikarenakan semua uang tunai sang istri untuk belanja sehari-hari ikut dirampas oleh KPK.
“Yang saya sedih itu uang tunai, jadi uang belanja istri saya yang belum sempat dimasukan ke dalam amplop untuk belanja harian itu juga diambil,” ungkap Rafael.