Bahkan erupsi masih terus terjadi hingga saat ini, kondisi disekitar Gunung Marapi masih dalam keadaan gerimis tak henti-hentinya terkadang tetiba turun hujan, hal tersebut membuat proses evakuasi menjadi penuh dengan rintangan terlebih lagi saat membawa jasad korban dalam keadaan kondisi jalan yang sangat licin.
“Sumber daya manusia (SDM) dari (242 personel Tim SAR gabungan) daripada tim evakuasi ini memang tidak semua menguasai medan, jadi pada saat kegiatan evakuasi hari ketiga, kami mengikutsertakan masyarakat yang mengetahui situasi di sana,” ungkap Dwi S
Dwi S menambahkan berdasarkan dari pengamatannya, warga masyarakat khususnya para petani di sekitar Gunung Marapi saat evakuasi berlangsung mereka masih beraktivitas seperti biasa, meskipun Pemerintah Kabupaten sudah menghimbau batasan wilayah membahayakan untuk di jauhi dari permukiman penduduk di sekitar Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar di Provinsi Sumbar.
Perkembangan kelanjutannya, penyisiran yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan akan di evaluasi oleh tim terkait dari semua unsur baik dari BNPB, TNI – Polri, Basarnas, BPBD Pemkab Agam dan Pemkab Tanah Datar, PMI, Rumah Sakit serta parah relawan.
Informasi dari posko Tim SAR gabungan evakuasi korban pendaki yang terakhir dari 75 para pendaki legal dalam artian yang resmi terdaftar dalam pendakian ke puncak Gunung Marapi pada hari Minggu (3/12/2023).
Tak menutup kemungkinan ada pendaki lain yg masuk secara ilegal ke kawasan Gunung Marapi atau dengan kata lain pada waktu erupsi Gunung Marapi terjadi ada warga masyarakat disekitar Gunung Marapi terutama warga di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar yang sedang bertani yang radiusnya dekat terdampak limpahan abu vulkanik memungkinkan terbawa angin sehingga korban tidak terdaftar di Posko BKSDA.
Terimakasih tak terhingga kami ucadpkan kepada seluruh Relawan yang terlibat,
Untuk saat ini Tim SAR gabungan khususnya dari unsur TNI – Polri nampak masih berada di pos Gunung Marapi.***