Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) (Sumber Foto: Netralnews)
EDITOR.ID, Jakarta,- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai ambisi Partai Demokrat membuat koalisi kerakyatan sulit terbentuk. Peluangnya kecil sekali.
Pasalnya, Partai Demokrat harus menambah dukungan dari dua partai untuk bisa mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019. Sementara peta dukungan saat ini mayoritas partai politik lebih memilih mengusung Joko Widodo (Jokowi). Dan hanya ada dua parpol yang tidak memilih Jokowi yakni PKS dan Gerindra.
“Saya kira untuk terbentuk sangat sulit karena masih membutuhkan minimal dua partai tambahan untuk Demokrat dan yang kedua siapa presiden serta siapa cawapresnya juga belum jelas,” kata Muhaimin, Minggu (10/6/2018).
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengaku belum pernah mendengar langsung koalisi kerakyatan dari Partai Demokrat dan PAN. Namun, menurut dia, sah-sah saja jika Partai Demokrat mewacanakan koalisi kerakyatan.
“Kalau ada inisiatif membuat poros kerakyataan, saya mengucapkan welcome-welcome saja,” ungkap dia.
Meskipun, kata Cak Imin, dirinya dan PKB masih berkonsentrasi penuh pada Jokowi- Imin atau JOIN. Pihaknya, lanjut dia, sedang fokus mensosialisasikan posko JOIN ke seluruh Indonesia.
“Pilihan final kami sampai nanti, sampai perkembangan terakhirnya, tetapi welcome saja demokrasi membolehkan supaya lebih dinamis ada koalisi kerakyataan, ada koalisi keumatan dan ada koalisi JOIN, kita tunggu saja perkembangan,” terang dia
Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyatakan, partainya tengah berupaya membangun Koalisi Kerakyatan. Koalisi merupakan ide dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Ferdinand, SBY menginginkan adanya koalisi yang fokus memikirkan kesejahteraan rakyat ke depannya. (tim)