Khofifah Indar Parawansa saat menjawab wartawan usai mengikuti rapat terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta. (Foto: Setneg)
EDITOR.ID, Surabaya,- Gubernur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat Jawa Timur tidak perlu resah dan panik menyusul ditemukannya dua warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
“Jangan menimbulkan hal-hal yang membuat masyarakat tidak tenang, galau, ataupun resah dalam menghadapi kasus corona. Namun, tetap waspada,” ujar Gubernur Khofifah kepada wartawan di Surabaya, Senin (2/3/2020).
Menurut dia, Provinsi Jawa Timur telah melakukan antisipasi yang baik dalam menghadapi penyebaran virus Covid-19 yang sekarang ini sudah masuk ke wilayah Indonesia. Di antaranya dengan menyediakan “Body Thermal Scanner” (BTS) di Bandara Internasional Juanda dan tempat kedatangan internasonal lainnya, termasuk Pelabuhan Tanjung Perak.
“Alat tersebut beroperasi selama 24 jam dan akan medeteksi jika ada warga yang demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius,” katanya.
Mantan Menteri Sosial ini meminta warga Jatim tidak perlu khawatir karena Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah menyiagakan 73 rumah sakit. Langkah ini adalah bentuk kewaspadaan terhadap virus tersebut.
Selain itu, Jawa Timur juga menyiapkan ruang isolasi jika memang ada warga yang memiliki gejala terjangkit Covid-19. Antara lain di RSUD dr Soetomo, RSUD Soedono Madiun, RS Saiful Anwar Malang, dan beberapa rumah sakit lainnya.
“Kita sudah siagakan tiga rumah sakit milik Pemprov Jatim. Diantaranya, Saiful Anwar Malang, Sudono Madiun dan Dokter Sutomo Surabaya,†kata Khofifah.
Meski demikian, Khofifah akan terus berkordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut. “Yang pasti Jatim telah menyiagakan rumah sakit itu,†katanya.
“Kami dengan jajaran Forkopmda Jatim juga rutin menggelar rapat intensif untuk membahas perkembangan kasus ini dan meminta warga Jatim tetap tenang, tidak menyebarkan hoaks, dan selalu waspada,” sambung Khofifah.
Khofifah mengingatkan masyarakat Jatim untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), salah satunya cuci tangan sebelum makan. Ini sebagai salah satu langkah mencegah virus corona Covid-19.
“Ini yang sering kita lupakan. Jadi teringat bahwa cuci tangan itu diajarkan sejak PAUD dan TK yang manfaatnya sekarang bisa kita lihat,” kata ketua umum PP Muslimat NU tersebut.