Khairil Hamzah Kunjungi Masjid Istiklal di Bosnia Jadi Teringat Presiden Soeharto, Ada Kisah Serunya Simak!

Kunjungan bersejarah Soeharto itu menghasilkan berdirinya masjid megah di Ibu Kota Bosnia. Masjid yang dibangun dari hasil bantuan para dermawan Indonesia itu diresmikan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Hingga kini masyarakat Bosnia menyebut masjid itu dengan nama Masjid Soeharto atau Masjid Indonesia.

Khairil Hamzah Bersama Rombongan Berpose Didepan Masjid Soeharto di Bosnia dalam kunjungannya ke Eropa

Tak itu saja, mushaf-mushaf atau kitab yang berada di masjid tersebut juga dibawa langsung dari Indonesia.

Hingga kini, masjid ini masih digunakan sebagai tempat ibadah solat orang-orang Muslim di Sarajevo. Selain itu, masjid ini juga berfungsi untuk tempat menggelar acara pernikahan Islam dan juga pusat budaya Indonesia di Sarajevo.

Kisah Jenderal TNI Berpakaian Mirip Presiden Soeharto untuk Kecoh Sniper

Ada kisah menarik dibalik kunjungan Presiden Soeharto ke Bosnia Herzegovina. Kunjungan tersebut tergolong nekat apalagi diperoleh kabar dua hari sebelumnya pesawat yang ditumpangi utusan khusus PBB, Yasushi Akashi, ditembaki saat terbang ke Bosnia.

Mengejutkannya lagi Presiden Soeharto tidak mau mengenakan rompi antipeluru dan helm pengamanan di tengah situasi perang. Saat itu Paspampres yang melekat dengan Presiden Soeharto, Kolonel TNI Sjafrie Syamsoeddin sempat dibuat kebingungan di dalam pesawat sewaan buatan Rusia menuju Bosnia Herzegovina pada 13 Maret 1995.

“Kita ini pemimpin Negara Non-Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang, ya kita datang saja. Kita tengok. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat,” kata Soeharto dikutip dari buku Pak Harto The Unstold Stories (2012), Jumat (11/11/2022).

Tekad Soeharto sudah bulat untuk melakukan lawatan ke Bosnia. Presiden ke-2 RI itu langsung menandatangani surat pernyataan yang berisi PBB tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berkunjung ke Bosnia.

Dengan pesawat sewaan buatan Rusia, Presiden Soeharto akhirnya terbang dari Zagreb, Kroasia ke Bosnia Herzegovina. Ikut mendampingi, Komandan Grup A Paspampres Kolonel Inf Sjafrie Sjamsoeddin, Komandan Detasemen Pengawal Pribadi Presiden Mayor Cpm Unggul K Yudhoyono.

Kemudian Menlu Ali Alatas, Mensesneg Moediono, Panglima ABRI Jenderal TNI Feisal Tanjung, Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA) Mayjen TNI Syamsir Siregar, Danpaspampres Mayjen TNI Jasril Jakub, dan Ajudan Presiden, Kolonel Inf Sugiono.

Jarak waktu Zagreb ke Bosnia sekitar 1,5 jam perjalanan. Di tengah perjalanan, terdengar instruksi semua penumpang wajib memakai helm dan rompi pengamanan. “Ini tempat duduk, di bawahnya sudah dikasih antipeluru belum?” tanya Soeharto.

“Sudah Pak. Kami tutup semua dengan bulletproof, untuk mengantisipasi tembakan dari bawah,” jawab Sjafrie.

“Sampingnya?” tanya Soeharto lagi.

Juga sudah, Pak,” kata Sjafrie sambil memegang rompi dan helm pengamanan untuk Soeharto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: