Rongrongan integritas dari dalam negeri cukup banyak dan bervariasi, seperti upaya – upaya untuk tidak percaya terhadap pemerintah, upaya – upaya penggantian ideologi, atau bahkan upaya – upaya untuk memisahkan diri dari negara kesatuan. Ide yang muncul umumnya dari individu yang dibungkus dalam organisasi, sehingga seakan – akan merupakan kemauan dan keinginan masyarakat banyak.
Hal – hal yang demikian itu merupakan pemaksaan suatu kehendak atau cita – cita yang belum teruji ketangguhannya, sehingga harus diwaspadai agar tidak merusak dan berkembangan dalam tatanan masyarakat.
Upaya – upaya asing untuk memecah belah bangsa juga tidak kunjung berhenti baik dengan alasan kemanusiaan, alasan territorial dan alasan – alasan lain yang dinyakini dapat digunakan sebagai alat untuk mempropokasi agar perhatian dan pengaruhnya berbelok arah, sehingga mudah dijadikan alat untuk propaganda.
Keadaran terhadap letak geografis bangsa Indonesia yang sangat strategi merupakan upaya untuk mengingatkan kembali adanya modal yang besar dalam pembangunan selain sumberdaya alam yang melimpah serta dukungan sumber daya manusia yang sangat banyak dan beragam.
Iklim yang mendukung peradaban dan tempaan kuat bagi masyarakat, sehingga membantu menjaga kelestarian alam dan mengingatkan kembali akan kesatuan dan dalam suasana yang terintegrasi sehingga membentuk jalinan kokoh dan kuat.
Tugas berat pemerintah dan masyarakat pada saat ini adalah mengejar ketertinggalan yang masih merupakan pekerjaan rumah yang besar untuk dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya.
Oleh karenanya untuk dapat sejajar dengan bangsa lain, harus pula mampu melupakan sejarah hitam yang pernah melukai anak bangsa diganti dengan lembaran baru untuk dapat mengejar ketertinggalan itu.
Memang bukan hal yang mudah untuk melupakan sejarah hitam bangsa, tetapi juga jangan terjebak dengan kebesaran dan kejayaan semu yang tidak pernah habis ceritanya.
Kebangkitan dari ketertinggalan harus segera diwujudkan dalam karya nyata, di mulai dari setiap kita yang merasa memiliki bangsa Indonesia, dengan cita – cita untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang berketuhanan.
Pembangunan bukan saja mengupayakan yang belum ada menjadi sebuah realitas, termasuk usaha untuk memperbaiki, mengoreksi dan memberikan masukan terhadap jalannya sebuah proses perbikan dan kemajuan bangsa juga merupakan bagian dari pembangunan itu.
Sehingga aspek kemanusiaan, aspek lahir dan batin menjadi sebuah kata kunci, karena pembangunan bangsa pada hakikatnya adalah untuk membangun manusia Indonesia secara lengkap dan utuh meliputi manusia Indonesia yang monopluralis, maupun manusia sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.
Pembangunan bangsa Indonesia selain sebagai sarana mengisi dan melanjutkan perjuangan bangsa agar berkembang dan maju sejajar dengan bangsa lain, namun juga merupakan bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta alam, namun juga sebagai perwujudan syukur kepada para Pahlawan yang telah berjuang untuk masyarakat bangsa, baik yang sudah mendahului gugur maupun yang masih melihat dan merasakan perkembangan dan pembangunan bangsa ini. (***)